Rabu 06 Oct 2021 05:39 WIB

Korea Selatan, Islam, dan Tantangan Multikultural

Komunitas Muslim di Korea Selatan terus berkembang

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Agung Sasongko
 Kegiatan buka puasa bersama di Masjid Itaewon Seoul, Sabtu (19/5), yang diikuti oleh seribu umat muslim yang tinggal di Korea Selatan.
Foto:

Dalam artikel yang berkaitan dengan masalah pengungsi Yaman, komentator online menggambarkan Muslim sebagai teroris, pemerkosa, dan penjahat yang tidak boleh diterima oleh Korea. Penjual buku Ahmad juga sadar akan komentar beracun itu. Dia percaya mereka tidak ditinggalkan oleh orang Korea.

Dua Muslim, Imtiaz Mahmud, 31, dari Bangladesh, dan Asad Ullah, 37, dari Pakistan, keduanya adalah peneliti pascadoktoral di Kyungpook National University di Daegu, juga jarang menghadapi diskriminasi selama tujuh tahun mereka tinggal di Korea. Namun tahun ini, mereka menghadapi konflik seputar pembangunan masjid mereka di kawasan pemukiman di Daegu.

Masjid itu digunakan sebagai tempat di mana lebih dari 100 mahasiswa Muslim yang belajar di Universitas Nasional Kyungpook melaksanakan sholat. Sekarang masjid itu sedang dibangun dengan izin untuk memperpanjang bangunan karena kekurangan ruang.

"Kami sudah tujuh tahun di sini. Kami membeli tempat ini pada tahun 2014 dan memulai ibadah kami di gedung yang ada. Kami memiliki hubungan yang sangat baik dengan tetangga, dan pada beberapa kesempatan, kami berbagi hadiah," kata Ullah.

"Sampai 5 Februari, semuanya berjalan lancar. Saat tiang besi dipasang, tiba-tiba tetangga berkumpul di depan masjid dan mulai protes, mengeluh tentang kebisingan dan bau," katanya.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement