IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Bina Umrah dan Haji Khusus Kementerian Agama (Kemenag) Nur Arifin menyebut pihaknya terus mengupayakan pembicaraan dengan Kerajaan Saudi terkait keberangkatan umrah. Terakhir, Kemenag melakukan pertemuan dengan Duta Besar Saudi di Indonesia, September lalu.
"Kami sudah tiga kali berkunjung ke Kedutaan Besar Arab Saudi di Kuningan. Di situ dibahas potensi umrah. Intinya, Dubes sangat memberi perhatian bagi jamaah umrah Indonesia," kata dia saat dihubungi Republika, Rabu (6/10).
Dalam pertemuan itu, ketertiban dan kesantunan yang dimiliki jamaah Indonesia disebut sebagai catatan penting yang diingat. Tak ketinggalan, hobi jamaah membeli barang sebagai oleh-oleh juga memiliki nilai tersendiri, menggerakkan ekonomi Kerajaan Saudi.
Selama ini, Kedubes Saudi ikut memonitor kondisi dan perkembangan Covid-19 di Indonesia. Mereka menilai positivity rate di Indonesia sudah sangat bagus, bahkan terbaik.
Terkait dorongan dari MPR yang meminta Kemenag meningkatkan lobi dengan pihak Saudi, Nur Arifin menyampaikan rasa terima kasih. Sejumlah usaha telah dilakukan, baik di dalam maupun luar negeri.
Di Arab Saudi, melalui Konsul Umrah KJRI di Jeddah, disebut terus melakukan rapat dan pertemuan dengan pihak Kementerian Haji dan Umrah Saudi. Terbaru, disampaikan pihak Saudi juga sangat senang dengan jamaah umrah dari Indonesia.
"Kementerian Haji dan Umrah Saudi sudah ingin bertemu dengan jamaah Indonesia. Umrah dari Indonesia akan segera diundang, diperbolehkan. Sudah ada pernyataan," lanjutnya.
Meski demikian, Kementerian Kesehatan Saudi disebut masih sangat berhati-hati dalam menyikapi pelaksanaan umrah. Masih ada kekhawatiran potensi meledaknya virus tersebut dan menjadikan Saudi sebagai epicentrum penyebaran Covid-19.
Nur Arifin juga menyebut, pihak Saudi telah mentargetkan 2juta jamaah umrah perbulan. Namun, menurut catatan yang ada, jamaah yang melaksanakan umrah baru mencapai angka 12ribu.
Lima negara yang paling banyak memberangkatkan jamaah umrah, seperti India, Pakistan, Mesir, Turki, serta Indonesia, belum ada yang memberangkatkan jamaahnya. Sejauh ini, baru negara-negara dengan jumlah jamaah kecil yang menginjakkan kaki di Saudi.
"Khawatirnya, begitu dibuka nanti jadi berbondong-bondong yang masuk. Karena itu, sekarang istilahnya masih try out, dilihat dulu kondisinya, dan ditingkatkan perlahan," ujarnya.