IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Masyarakat Jeddah menyadari daerahnya tidak memiliki banyak sumber mata air. Oleh karena itu, mereka berusaha memproduksi air tawar sendiri untuk keperluan sehari-hari. Air laut pun menjadi bahan dasar satu-satunya yang diproduksi menjadi air tawar.
"Perkembangan dunia industri di Jeddah salah satunya yang paling dikenal adalah industri air mineral," tulis H. Harun Keuchik Leumiek dalam bukunya "Menelusuri Jejak Sejarah Islam Melalui Ritual Ibadah Haji".
Ia mengatakan, masyarakat di Jeddah mengelola air laut agar dapat dikonsumsi bahkan diperjualbelikan.
"Rasanya memang agak berbeda dengan air mineral di Indonesia," katanya.
Selain industri air ramai didirikan, industri lainnya, seperti perumahan modern sudah juga banyak dibangun di Jeddah. Pembangunan ini lengkap dengan taman dan pohon yang sangat asri kelihatannya.
"Kota Jeddah sajak 1990-an kelihatannya memang benar-benar telah menjadi kota yang sejajar dengan kota-kota lain di dunia," katanya.
Oleh sebab itu wajar jika di Jeddah banyak para konsulat asing dari berbagai negara di dunia. Apalagi kota ini dilengkapi dengan pelabuhan laut dan Bandar Udara yang berkualifikasi internasional.
Lebih-lebih pada musim haji kota Jeddah seperti kota yang tak pernah tidur karena ramainya jamaah haji yang datang dari berbagai negera. Sebelum menuju Mekkah dan Madinah semua jamaah itu pertama kali menginjak tanah Arab adalah di Jeddah.
Sebagai kota internasional, kota Jeddah juga dikenal sebagai kota transit perdagangan luar negeri. Di kota ini banyak terdapat kantor-kantor perdagangan, Bank Nasional dan Internasional.