Ahad 10 Oct 2021 16:21 WIB

Pengadilan Israel Cabut Izin Ibadah Yahudi di Masjid Al Aqsa

Pengadilan Magistrate mencabut izin rabi Yahudi beribadah di masjid Al-Aqsa

Rep: Dea Alvi Soraya/ Red: Agung Sasongko
 Polisi Israel melakukan manuver melalui kompleks Masjid Al Aqsa setelah shalat Jumat untuk membersihkan protes perayaan enam tahanan Palestina yang baru-baru ini keluar dari Penjara Gilboa, di Kota Tua Yerusalem, Jumat (10/9).
Foto: AP/Mahmoud Illean
Polisi Israel melakukan manuver melalui kompleks Masjid Al Aqsa setelah shalat Jumat untuk membersihkan protes perayaan enam tahanan Palestina yang baru-baru ini keluar dari Penjara Gilboa, di Kota Tua Yerusalem, Jumat (10/9).

IHRAM.CO.ID, YERUSALEM -- Pengadilan Magistrate memutuskan mengizinkan rabi Yahudi beribadah di masjid Al-Aqso pada Rabu (6/10) lalu. Vonis tersebut kini telah dicabut oleh Pengadilan Israel pada Jumat (8/10).

Kasus ini bermula kerika seorang Rabbi Yahudi, Aryeh Lippo melakukan doa di kompleks Masjid Al-Aqso. Peristiwa ini tentu saja memicu kemarahan palestina dan perdebatan sengit dengan pengelola situs suci umat Islam.

Baca Juga

Diketahui bahwa orang Yahudi boleh memasuki kompleks Masjid Al Aqsa tetapi dilarang untuk melakukan ritual keagamaan di sana. Tetapi setelah kasus dilaporkan kepada Pengadilan Magistrate, mereka memberikan hak kepada Rabbi Yahudi tersebut karena melakukan ritual secara hening, sehingga dianggap tidak melanggar.

Keputusan itu termasuk perintah kepada polisi Israel untuk membatalkan surat perintah pengusiran yang dikeluarkan terhadap pemukim ekstremis Aryeh Lippo dari masjid, yang menyatakan: "Kehadiran jemaah Yahudi di Temple Mount tidak dapat dikriminalisasi selama mereka melakukan doa secara hening."

Dilansir dari Middle East Monitor, Ahad (10/10), pengumumkan keputusan Pengadilan Magistrate yang mengizinkan orang-orang Yahudi melakukan doa di Masjid Al-Aqsa, bertentangan dengan instruksi polisi. Keputusan tersebut memicu situasi di wilayah Palestina dan menyebabkan banyak ketegangan di antara Otoritas Palestina dan kepemimpinan Yordania.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement