Jumat 15 Oct 2021 15:26 WIB

Arab Saudi Tegaskan Berdiri Bersama Rakyat Lebanon

Kerajaan Saudi berharap situasi akan stabil sesegera mungkin

Rep: Mabruroh/ Red: Esthi Maharani
Pelanggan bentrok dengan polisi anti huru hara ketika mereka mencoba menyerbu sebuah bank di Beirut, Lebanon, Rabu, 6 Oktober 2021. Puluhan warga Lebanon berkumpul di luar sebuah bank di pusat kota Beirut menuntut agar mereka diizinkan untuk menarik simpanan mereka yang telah diblokir di tengah krisis Lebanon. krisis keuangan dan ekonomi yang parah.
Foto: AP/Bilal Hussein
Pelanggan bentrok dengan polisi anti huru hara ketika mereka mencoba menyerbu sebuah bank di Beirut, Lebanon, Rabu, 6 Oktober 2021. Puluhan warga Lebanon berkumpul di luar sebuah bank di pusat kota Beirut menuntut agar mereka diizinkan untuk menarik simpanan mereka yang telah diblokir di tengah krisis Lebanon. krisis keuangan dan ekonomi yang parah.

IHRAM.CO.ID,RIYADH -- Arab Saudi mengatakan berdiri bersama rakyat Lebanon. Arab Saudi juga terus mengikuti peristiwa di Lebanon setelah terjadinya baku tembak di Beirut yang membunuh enam orang pada Kamis (14/10) kemarin.

"Kerajaan berharap situasi akan stabil sesegera mungkin dan bahwa Arab Saudi mendukung rakyat Lebanon," kata sebuah pernyataan kementerian luar negeri Arab Saudi, dilansir dari Arab News, Jumat (15/10).

Kerajaan mengharapkan keamanan dan perdamaian yang berlaku di Lebanon dengan mengakhiri perolehan dan penggunaan senjata di luar kerangka negara dan memperkuat negara Lebanon dengan cara yang menguntungkan seluruh penduduk Lebanon, tanpa kecuali.

"Rakyat Libanon layak mendapatkan tanah air yang stabil, pertumbuhan ekonomi dan keamanan yang mengakhiri terorisme," kata pernyataan itu.

Protes yang diserukan oleh Hizbullah dan Gerakan Amal, menuntut pencopotan hakim yang memimpin penyelidikan atas tragedi ledakan di pelabuhan Beirut tahun lalu. Tetapi gerakan protes tersebut lantas berujung bentrokan bersenjata antara pendukung kelompok dan orang-orang bersenjata yang identitas politiknya tidak diketahui.

Granat berpeluncur roket dan tembakan penembak jitu ditembakkan selama protes yang disebut orang sebagai “genosida terhadap mereka.” Di antara yang tewas adalah seorang wanita yang ditembak di kepala saat dia sedang duduk di rumahnya.

Orang-orang terjebak di dalam rumah dan toko, sementara ratusan siswa terjebak di dalam sekolah mereka di dekat daerah yang dilanda kekerasan. Bentrokan berlangsung sekitar tiga jam, dengan tentara Libanon gagal dalam upayanya untuk menahan situasi. Yang terluka dan terjebak membuat panggilan untuk dievakuasi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement