Fuad mengatakan, keteladanan utama Nabi Muhammad SAW sebagai uswatun hasanah adalah keteladanan yang melintasi waktu dan menembus batas zaman. Pemimpin dan siapa pun yang ingin sukses dan bahagia dalam segala situasi, teladanilah kepemimpinan dan sikap hidup Nabi Muhammad atau Rasulullah SAW.
Nabi Muhammad SAW adalah contoh paling inspiratif seorang pemimpin yang egaliter dalam kehidupan nyata. Pola hubungan antara Nabi Muhammad SAW dengan orang-orang sekelilingnya yang hidup sezaman dan beriman mengikuti risalahnya, dibangun dengan pola hubungan sebagai sahabat Nabi, bukan hubungan guru dan murid atau pemimpin dan pengikut.
"Semua segi kehidupan Nabi Muhammad dalam fungsinya sebagai Nabi dan Rasul menjadi teladan bagi umat manusia yang tak lapuk dimakan zaman," jelasnya.
Fuad menyampaikan, Nabi Muhammad SAW pernah menggambarkan kebaikan dan keberuntungan orang-orang yang bertemu dengan beliau dan beriman kepada ajaran Islam yang disampaikannya. Namun diungkapkan pula bahwa kebaikan dan keberuntungan bagi orang-orang yang tidak bertemu secara fisik dengan Nabi, tetapi beriman dan taat kepada ajaran Islam yang disampaikan Nabi.
Ia meneranghkan, Islam berarti patuh, menyerah dan damai. Patuh dan menyerah kepada Allah. Damai kepada sesama manusia.
Ia menegaskan, peringatan Maulid Nabi adalah momentum untuk mengingatkan kembali umat Islam pada perjuangan besar Nabi Muhammad SAW. Hikmah peringatan Maulid Nabi menyegarkan kembali pemahaman terhadap visi pembinaan umat yang bertolak dari masjid dan persaudaraan, sebagaimana Nabi Muhammad SAW mencontohkanya.