Ahad 24 Oct 2021 05:41 WIB

Jangan Menipu Pembeli

Muslim diajarkan untuk transparan kepada pembeli akan kondisi barang yang dijual

Rep: Andrian Saputra/ Red: Esthi Maharani
Transaksi jual-beli (ilustrasi).
Foto: Antara
Transaksi jual-beli (ilustrasi).

IHRAM.CO.ID, Dalam berjualan, seorang Muslim diajarkan untuk transparan kepada pembeli akan kondisi barang yang dijualnya. Maksudnya seorang penjual tidak boleh menipu pembeli dengan memanipulasi untuk menutup-nutupi kecacatan barang yang dijual.

Semisal ketika seorang hendak menjual kendaraan bekas, maka ia wajib menerangkan pada calon pembelinya tentang  dan kekurangan atau kecacatan yang dialami mobil itu. Semisal bila terdapat masalah pada mesin.

Dan jangan juga mencampurkan barang jualan yang bagus dengan barang jualan yang buruk, dengan tujuan mengelabui pembeli supaya barang yang buruk ikut terjual. Semisal seorang berjualan jeruk, dan mendapati ada jeruk-jeruk yang busuk. Lalu agar tidak rugi, ia meletakan jeruk busuk di bawah jeruk yang segar. Sehingga ketika ada pembeli, maka penjualnya akan mengambilkan separuh jeruk yang segar dan separuh yang busuk. Cara berjualan seperti itu sangat dilarang dalam Islam.

Sebagaimana hadits nabi Muhammad Saw yang juga ditemukan dalam kitab at Targib wat Tarhib:

وَمَرَّرَسُوْلُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِطَعَامٍ وَقَدْحَسَّنَهُ صَاحِبُهُ فَاَدْخَلَ فِيْهِ فَاِذَاطَعَامٌ رَدِئٌ فَقَالَ بِعْ هَذَاعَلَى حِدَةٍ وَهَذَاعَلَى حِدَةٍ فَمَنْ غَسَّنَافَلَيْسَ مِنَّا.

Rasulullah Saw lewat (ke pasar) kemudian menemukan makanan, dan pemiliknya (penjual) berkata membagus-baguskan makanannya itu. Lalu nabi memasukan tangannya ke dalam makanan itu, ternyata makanan itu sudah jelek. Lalu nabi bersabda: juallah makanan yang baik ini tersendiri, dan yang jelek ini tersendiri juga. Maka barangsiapa menipuku dia bukanlah golonganku. (HR Ahmad, Thabrani dan Bazzar).

وَمَرَّأَبُوهُرَيْرَةَ بِنَاحِيَةِ الْحَرَّةِ فَاِذَااِنْسَانٌ يَحْمِلُ لَبَنًايَبِيْعُهُ فَنَظَرَاِلَيْهِ أَبُوْهُرَيْرَةَ فَاِذَاهُوَقَدْخَلَطَهُ بِالْمَاءِ فَقَالَ لَهُ أَبُوْهُرَيْرَةَ: كَيْفَ بِكَ إِذَاقِيْلَ لَكَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ خَلِّصِ الْمَاءَ مِنَ اللَّبَنِ.

Dan lewat Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu di daerah Al Hurah tiba-tiba ada seorang manusia membawa air susu, dia menjual air susu itu, lalu mengamati abu hurairah, setelah diamati ternyata penjual itu ternyata mencampur dengan air. Lalu berkata abu Hurairah: Bagaimana ketika dikatakan padamu di hari kiamat, pisahkan air dari susu?  

قَالَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَنْ بَاعَ عَيْبًالَمْ يُبَيِّنْهُ لَمْ يَزَلْ فِى مَقْتِ اللَّهِ وَلَمْ تَزَلِ الْمَلَا ئِكَةُ تَلْعَنُهُ.

Rasulullah Saw bersabda barangsiapa menjual barang yang cacat kemudian tidak menerangkan kecacatan barang itu, maka senantiasa orang itu dalan murka Allah dan tiada henti para malaikat melaknatnya (HR Ibnu Majah).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement