Selasa 26 Oct 2021 02:23 WIB

Melawan Islamofobia Adalah Pertempuran Dekolonial

Islamofobia bukan fenomena baru.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Agung Sasongko
Islamofobia (ilustrasi)
Foto:

Diungkap Tobah, konteks ini relevan dengan sejarah dan sikap Kanada terhadap Muslim. Sebelum 1960 dan Revolusi Tenang, misionaris Prancis-Kanada mendirikan misi ke Aljazair dengan keyakinan akan perlunya menyelamatkan jiwa Muslim dari keyakinan mereka yang menindas.

"Sementara sekularisme telah menggantikan Katolik sebagai sarana untuk menyelamatkan umat Islam dari diri mereka sendiri, sikap kolonial tetap ada," jelas Tobah.

Dia mengatakan, situasi itu bukan satu-satunya persimpangan sejarah antara Kanada dan kolonialisme di Timur Tengah. Kerajaan Inggris membentang jauh dan luas dengan berbagi orang, taktik, dan sumber daya antara pos-pos kolonial.

"Baru-baru ini saya mengetahui bahwa Kolonel Garnet Wolseley, yang dikirim untuk menghadapi pemimpin Metis Louis Riel dan memadamkan Pemberontakan Sungai Merah, menemukan dirinya sekitar satu dekade kemudian di Mesir, menekan Pemberontakan Urabi, pemberontakan nasionalis untuk kemerdekaan dari kontrol Prancis dan Inggris," ungkapnya.

Sebagai orang Kanada keturunan Mesir, Tobah secara bersamaan ikut serta dalam sistem penjajahan sekaligus merupakan keturunan dari orang-orang yang selamat darinya. Ketika Tobah berpartisipasi dalam hak istimewa sebagai pemukim, tetap saja penjajah mencemooh imannya dan berusaha untuk mengontrol dan mengungkap orang-orang seperti dirinya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement