Rabu 27 Oct 2021 16:30 WIB

ISIS di Afghanistan Berniat Lakukan Serangan Terhadap AS

ISIS di Afghanistan disebut mampu menyerang AS dalam enam bulan.

Rep: Rizki Jaramaya/ Red: Agung Sasongko
 Warga Afghanistan berjalan di jalan yang menghadap Kabul, Afghanistan, Selasa, 14 September 2021. Perserikatan Bangsa-Bangsa mengumpulkan lebih dari $1,2 miliar dalam janji darurat Senin untuk membantu 11 juta warga Afghanistan menghadapi krisis kemanusiaan yang meningkat di tanah air mereka dan jutaan lainnya di tempat lain di wilayah itu ketika kepala hak asasi manusia PBB menyuarakan keprihatinan tentang langkah pertama Taliban dalam membangun kekuasaan di negara yang terkepung dan miskin itu.
Foto:

Presiden AS Joe Biden mengatakan, Amerika Serikat akan terus waspada terhadap ancaman yang berasal dari Afghanistan. Amerika Serikat melakukan operasi pengumpulan intelijen di negara yang akan mengidentifikasi ancaman dari kelompok teror seperti Alqaeda dan ISIS. 

Kahl mengatakan, tujuan operasi intelijen tersebut adalah untuk menghancurkan ISIS dan Alqeda, sehingga tidak mampu menyerang Amerika Serikat. Kahl mengatakan, Amerika Serikat belum memiliki kesepakatan dengan negara-negara tetangga Afghanistan untuk upaya kontraterorisme.

 "Kita harus waspada ketika membuat tindakan itu," kata Kahl.

Namun, para pejabat AS secara pribadi memperingatkan bahwa, mengidentifikasi serta mengacaukan kelompok teror seperti Alqeda dan ISIS sangat sulit dilakukan tanpa kehadiran pasukan di Afghanistan. Sejauh ini, drone yang mampu menyerang target ISIS dan Alqaeda sedang diterbangkan dari Teluk. 

Penjabat Menteri Luar Negeri Afghanistan di bawah kepemimpinan Taliban, Amir Khan Muttaqi, mengatakan, Taliban akan menangani ancaman dari militan ISIS.  Dia juga memastikan bahwa, Afghanistan tidak akan menjadi basis serangan terhadap negara lain.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement