IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Ma'ruf Amin mendorong Indonesia memanfaatkan peluang meningkatnya jumlah masyarakat muslim dunia yang mencapai 1,9 miliar orang. Peningkatan ini juga berdampak pada meningkatnya jumlah belanja pengeluaran (spending) produk halal yang mencapai 2,02 triliun dollar AS
Wapres mengatakan, angka tersebut diproyeksikan akan terus meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah masyarakat muslim dunia, dan diperkirakan mencapai 2,4 triliun dollar AS pada tahun 2024.
"Potensi ini merupakan peluang yang harus dimanfaatkan oleh Indonesia dengan mengambil peran sebagai produsen produk halal dunia, melalui peningkatan ekspor produk halal, guna memenuhi permintaan produk halal global," ujar Wapres saat membuka acara Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) yang ke-8 tahun 2021 di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Rabu (27/10).
Wapres mengatakan, posisi ekonomi dan keuangan syariah Indonesia saat ini terus membaik dan mendapatkan apresiasi dunia dengan berhasil menduduki peringkat ke-4 dunia di bawah Malaysia, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab. Indikator yang menjadi penilaian antara lain keuangan syariah, pariwisata ramah muslim, industri fesyen muslim, obat-obatan halal, kosmetik halal, dan produk makanan halal.
Wapres menjelaskan, dari indikator-indikator ekonomi syariah tersebut, posisi ekonomi dan syariah Indonesia rata-rata masuk dalam peringkat 10 besar, dan dua di antaranya berhasil masuk dalam peringkat 5 besar dunia yaitu sektor makanan dan minuman halal dan sektor fashion atau pakaian muslim.
"Melihat capaian prestasi tersebut, bukan hal yang tidak mungkin dan sangat berpeluang bahwa Indonesia menjadi negara nomor satu dalam pengembangan ekonomi dan keuangan syariah, dan menjadi lead pada sektor industri halal, di masa yang akan datang," kata Wapres.
Ketua Harian Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan itu menyebut, peluang Indonesia tersebut juga didukung sejumlah hal. Pertama, market share keuangan syariah Indonesia per-Desember 2020 telah mencapai 9,89 persen, yang diharapkan dapat terus meningkat untuk mengejar negara besar lainnya yang memiliki market share ekonomi syariah lebih dari 10 persen.
Kedua, telah ditetapkannya perizinan untuk 3 Kawasan Industri Halal, yaitu Modern Cikande Industrial Estate di Serang (Banten), Safe n Lock Halal Industrial Park di Sidoarjo (Jawa Timur), dan KIH Bintan Inti Halal Hub, di Kabupaten Bintan.
Ketiga, Indonesia memiliki pangsa pasar yang cukup besar dibandingkan negara-negara dunia atau mencapai 13 persen total konsumsi makanan dan minuman halal dunia.
"Keempat, konsep ekonomi dan keuangan syariah bersifat inklusif, diperuntukkan bagi semua masyarakat Indonesia maupun global, bahkan telah menjadi life style sebagai pilihan kebutuhan hidup," ujarnya.
Karena itu, Wapres mendukung tema ISEF ke-8 Tahun 2021 yakni Magnifying Halal Industries Through Food and Fashion Markets for Economic Recovery”.
Apalagi industri halal memiliki peran strategis dalam meningkatkan perekonomian nasional. Hal tersebut kata Wapres, terlihat dengan banyaknya negara-negara di dunia yang fokus untuk mengembangkannya, termasuk negara-negara yang memiliki populasi muslim yang relatif sedikit, seperti Brazil, Thailand, Korea Selatan, Jepang, dan Tiongkok.
Karena itu, Indonesia harus bekerja lebih keras untuk dapat bersaing dalam merebut pangsa pasar global industri halal. Pemerintah Indonesia juga sedang melakukan upaya dengan memperbaiki peraturan dan kebijakan yang dapat mempercepat pengembangan ekonomi dan keuangan syariah
"Pemerintah juga akan terus melakukan terobosan dalam menunjang berkembangnya industri halal di antaranya dengan mengeluarkan kebijakan dan program seperti kodefikasi produk halal, sertifikasi halal, pemberian insentif untuk KIH, penyusunan Masterplan Industri Halal, dukungan pembiayaan syariah, pembentukan ekosistem industri produk halal, peningkatan literasi dan inklusi, digitalisasi usaha syariah, serta peningkatan kompetensi SDM berbasis ekonomi dan keuangan Syariah," kata Wapres.