Kamis 04 Nov 2021 12:53 WIB

Masjid Ramah Lingkungan, Cara Muslim Lindungi Bumi

Masjid di era awal Islam semuanya dapat dianggap sebagai masjid ramah lingkungan.

Sejumlah pekerja memasang panel listrik tenaga surya di atap Masjid Istiqlal di Jakarta, Selasa (28/1/2020).
Foto:

Di bagian lain dunia, ada Masjid Khalifa Al Tajer di Dubai, Uni Emirat Arab (UEA), yang disebut-sebut sebagai masjid ramah lingkungan pertama di dunia Islam. Masjid yang dibuka pada 2014 ini menggunakan sistem untuk mengurangi limbah air. Selain itu, masjid ini juga menggunakan teknik pembatasan air di keran untuk mengurangi jumlah air yang terbuang selama wudhu.

Rata-rata orang menggunakan enam hingga sembilan liter air saat berwudhu, yang merupakan ritual wajib sebelum sholat lima waktu. Nabi Muhammad SAW berpesan untuk berhati-hati dalam menggunakan air, terutama saat berwudhu untuk sholat.

Pada 2012, sekelompok mahasiswa dari UEA memenangkan penghargaan untuk merancang cara mendaur ulang air wudhu. Metode mereka mengarahkan air yang digunakan oleh jamaah selama wudhu ke tangki air, yang kemudian digunakan untuk menyuburkan tanaman dan lanskap di sekitar tempat ibadah.

Selain panel surya, beberapa arsitek sedang mencari cara untuk memasukkan turbin angin ke dalam menara masjid. Arsitek Jerman-Turki Selcuk Unyilmaz ingin mengawinkan ekologi dengan yang sakral dalam desainnya.

Ia membuat proposal pada 2011 untuk sebuah masjid ramah lingkungan di Norderstedt, dekat Hamburg di Jerman. Proposal itu menampilkan bilah rotor kaca 1,5 meter yang diamankan di dalam menara setinggi 22 meter di bangungn masjid tersebut, dengan maksud untuk menghasilkan sepertiga dari listrik gedung. Hingga hari ini, desainnya itu masih berupa konsep.

Di tempat lain, ada masjid yang memanfaatkan bangunannya untuk membudidayakan lebah. Lebah adalah penyerbuk penting, dan sepertiga dari produksi pangan dunia bergantung pada lebah, baik yang dibudidayakan maupun liar.

Mengetahui hal ini, Masjid London Timur dan Masjid Kingston di Inggris mulai membudidayakan lebah dengan menambahkan sarang lebah ke atapnya, bahkan salah satunya memproduksi madunya sendiri. Sarang lebah di Masjid London Timur dikelola oleh tim suami-istri. Wisatawan atau jamaah yang penasaran dapat melihat sarang lebah dari area pengamatan khusus.

Dekan Cambridge Muslim College dan ketua pengawas di Masjid Cambridge, Timothy Winter, mengatakan kepada seorang pewawancara bahwa dia juga menginginkan sarang lebah tetapi tidak memiliki cukup ruang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement