IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan pemberian vaksin penguat atau booster Covid-19 bagi masyarakat umum di Tanah Air perlu mempertimbangkan kesetaraan vaksinasi di dunia.
"Terkait vaksin booster, kami sudah bicara dengan Indonesia Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) dan kami juga sudah melihat perbandingan dengan negara-negara lain. Ini sensitif, karena di dunia orang bilang masih banyak orang Afrika yang belum dapat, kenapa negara maju dikasih booster," kata Budi dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi IX yang diikuti dari YouTube DPR RI di Jakarta, Senin (8/11).
Budi mengatakan isu ketidakadilan vaksinasi Covid-19 di dunia sangat tinggi mengingat terdapat sejumlah negara yang belum mendapatkan suntikan vaksin dosis pertama. Untuk itu, kata Budi, perlu dipertimbangkan dinamika dunia di mana salah satu kesepakatan vaksinasi booster adalah 50 persen populasi penduduk di suatu negara harus sudah menerima suntikan dosis kedua atau vaksin lengkap.
"Semua negara yang memulai booster itu dilakukan sesudah 50 persen dari penduduknya disuntik dua kali," katanya.
Di Indonesia, 50 persen vaksinasi dosis lengkap diperkirakan terealisasi pada Desember 2021. "Hitung-hitungan kami kan di akhir Desember itu mungkin 59 persen kita bisa capai vaksin dua kali dan 80 persen sudah dapat vaksin pertama," katanya.