Senin 08 Nov 2021 18:19 WIB

Siapa Teman Orang Zalim?

Alquran: Orang Zalim Berteman dengan Sesamanya.

Alquran: Orang Zalim Berteman dengan Sesamanya. Foto: Pemimpin yang dzalim. (ilustrasi)
Foto: republika
Alquran: Orang Zalim Berteman dengan Sesamanya. Foto: Pemimpin yang dzalim. (ilustrasi)

IHRAM.CO.ID,JAKARTA -- Alquran menerangkan bahwa orang yang zalim cenderung berteman dengan orang yang sama-sama zalim. Sebab seseorang akan mencari teman sesama yang sejiwa dan seirama dalam hidup.

وَكَذٰلِكَ نُوَلِّيْ بَعْضَ الظّٰلِمِيْنَ بَعْضًاۢ بِمَا كَانُوْا يَكْسِبُوْنَ ࣖ

Baca Juga

Dan demikianlah Kami jadikan sebagian orang-orang zalim berteman dengan sesamanya, sesuai dengan apa yang mereka kerjakan. (QS Al-An'am: 129).

Menurut Tafsir Kementerian Agama, ayat ini menerangkan bahwa hidup berkelompok antara orang yang sama tujuan, cita-cita dan kepentingannya terutama dalam hal yang jahat dan menyesatkan telah menjadi kebiasaan dari sebagian makhluk hidup, tidak ada bedanya antara jin dan manusia. Mereka selalu tolong menolong dan bantu membantu dalam berbagai usaha dan upaya agar keinginan dan usaha mereka terpenuhi sesuai dengan rencana mereka.

Mereka tidak segan-segan melakukan tindak kekerasan, kezaliman dan penganiayaan serupa dan tidak menghiraukan norma-norma kemanusiaan, keadilan, dan sifat kasih sayang, asal mereka dapat memenuhi nafsu mereka dalam menikmati kehidupan dunia ini dengan sepuas-puasnya. Hal ini dapat dibuktikan dari berbagai peristiwa dalam sejarah sejak zaman dahulu kala sampai sekarang ini.

Betapa banyak Nabi dan Rasul pembawa kebenaran, penyeru kepada akidah tauhid, mendapat tantangan yang hebat dan keras dari penyembah berhala dan pembela kebatilan serta kesesatan, karena para Nabi dan Rasul itu tetap dalam pendiriannya, mantap dalam dakwahnya. Sehingga Allah memberi hukuman kaumnya yang sesat dan durhaka seperti kaum 'Ad dan Samud.

Betapa banyak bangsa-bangsa yang merasa dirinya kuat dan perkasa dengan terang-terangan merampas hak bangsa-bangsa yang lemah tanpa memperdulikan rasa keadilan dan perikemanusiaan. Tetapi bangsa yang tertindas dan terjajah itu tidak tinggal diam, mereka berjuang dengan berbagai cara untuk merebut kembali kemerdekaannya.

Memang telah menjadi sunatullah bahwa kebenaran pasti menang selama kebenaran itu tetap dibela dan diperjuangkan. Allah berfirman, Dan katakanlah, "Kebenaran telah datang dan yang batil telah lenyap." Sungguh, yang batil itu pasti lenyap. (QS Al-Isra': 81)

Allah tidak menyuruh manusia atau jin bersatu dan berkelompok untuk berbuat kejahatan, melakukan yang batil dan berbuat yang mungkar, tetapi hal ini adalah tabiat manusia dan masyarakat sendiri, mereka lebih tertarik untuk bergabung dan tolong-menolong dengan kelompok yang sama arah dan tujuan hidupnya, walaupun hal itu ditujukan untuk melakukan kezaliman dan bertindak sewenang-wenang terhadap masyarakat yang lain.

Allah berfirman, "Orang-orang munafik laki-laki dan perempuan, satu dengan yang lain adalah (sama), mereka menyuruh (berbuat) yang mungkar dan mencegah (perbuatan) yang makruf dan mereka menggenggamkan tangannya (kikir). Mereka telah melupakan kepada Allah, maka Allah melupakan mereka (pula). Sesungguhnya orang-orang munafik itulah orang-orang yang fasik." (QS At-Taubah: 67)

Dalam menafsirkan ayat ini, Qatadah berkata, "Sesungguhnya Allah menjadikan manusia berteman akrab karena masing-masing memiliki kecenderungan yang sama, seorang Mukmin adalah wali (teman akrab) bagi orang Mukmin lain, kapan dan di mana dia berada. Seorang kafir adalah wali orang kafir lainnya, kapan dan di manapun ia berada."

"Iman itu bukan hanya dengan angan-angan dan bukan pula hanya berupa simbol atau tanda. Demi Allah yang memiliki umurku, bila engkau berbuat taat kepada Allah, sedang engkau tidak mengenal seorang pun di antara orang yang taat kepada-Nya, maka hal itu tidak membahayakan kepadamu. Dan bila engkau berbuat durhaka dan maksiat yang dilarang Allah sedang engkau berteman akrab dengan orang yang taat dan takwa kepada-Nya, maka hal itu tidak akan berguna sedikit pun bagimu."

Abu Syaikh meriwayatkan dari Mansur bin Abi al-Aswad ia berkata, "Aku bertanya kepada al-A'masy tentang maksud ayat 129 ini, apakah yang engkau dengar dari para sahabat dan ulama tabiin?"

Al-A'masy menjawab, "Aku dengar mereka berkata, apabila akhlak manusia telah rusak, maka mereka akan mudah diperintah oleh manusia-manusia yang jahat."

Fuji E Permana

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement