IHRAM.CO.ID, KAMPALA -- Uganda diberkahi dengan iklim yang menguntungkan, tanah yang subur, ketinggian, banyak sinar matahari dan curah hujan yang melimpah yang bagus untuk penanaman teh. Sebagian besar teh ditanam di sepanjang Danau Victoria, lereng bawah gunung Rwenzori setinggi 1.200 sampai 1.800 meter di atas permukaan laut dan Western Rift Valley.
Pabrik teh diperkenalkan pada tahun 1900. Kemudian pada pertengahan 1950-an menjadi salah satu tanaman perkebunan utama Uganda. Rata-rata 65 ribu metrik ton diekspor setiap tahun. Para ahli berpikir jumlah tersebut dapat lebih ditingkatkan dengan praktik agronomi yang lebih baik.
Uganda hanya mengeksploitasi sekitar sepuluh persen dari potensinya untuk menanam teh dan memiliki sekitar 21 ribu hektare yang ditanami teh. Daun teh dipanen dengan tangan atau gunting, dengan pekerja terlatih yang dapat memilih dua daun utama dan kuncup tanaman secara selektif. Meskipun minuman teh berkualitas rata-rata, daunnya sangat bersih, kehitaman, kasar, dan padat.
Konsumsi teh dapat memiliki manfaat bagi kesehatan dan kebugaran karena efek anti-inflamasi dan antioksidan minuman. Selain itu, teh juga memiliki makna budaya bagi masyarakat. Mayoritas teh Uganda masuk ke pasar internasional, termasuk ke Turki yang memiliki konsumen teh per kapita terbesar dunia.
Turki adalah pasar strategis bagi produsen teh Afrika seperti Uganda dengan kapasitas produksi rata-rata 65 ribu ton per tahun dan peningkatan produktivitas. Semua teh Uganda berasal dari lingkungan pertanian yang memenuhi persyaratan khusus. Misal, sedikit atau tanpa penggunaan pestisida yang menjadikan teh Uganda sebagai salah satu tanaman ekspor pertanian paling terkenal di Afrika.
Metode pengolahan teh yang paling umum di Uganda adalah pengeringan di bawah sinar matahari dan pemanggangan berbasis arang. Metode ini diklaim memberikan daun rasa aromatik dan memperpanjang umur simpan.