6. Badui Melantunkan Puisi
Selama ribuan tahun, puisi telah dijunjung tinggi oleh orang Badui di Jazirah Arab sebagai bentuk ekspresi seni tertinggi. Bagi orang-orang yang gaya hidupnya sebagian besar nomaden, catatan tertulis akan sulit dipelihara dan dilestarikan, sehingga kata-kata yang diucapkan menjadi metode utama untuk mencatat kepercayaan, nilai, teori filosofis, dan bahkan silsilah.
Taghrooda adalah salah satu bentuk puisi tradisional Badui, yang melibatkan nyanyian saat bepergian dengan punggung unta. Para leluhur Badui percaya nyanyian membuat pengendara sibuk dan juga mendorong unta untuk terus berjalan jarak jauh. Hari ini, praktik ini populer di UEA dan Oman.
Selain sebagai hiburan, taghrooda juga dapat digunakan untuk tujuan praktis. Hal ini dapat digunakan untuk menyelesaikan perselisihan antara suku atau keluarga dan mengajar anggota suku tentang sejarah dan prestasi mereka.
Tradisi, yang berfungsi sebagai bentuk ikatan sosial, sudah ada sejak berabad-abad yang lalu dan juga dipraktikkan oleh wanita. Beberapa wanita Badui akan melantunkan puisi saat bekerja.
Saat ini, para tetua suku berusaha untuk menjaga tradisi itu melalui kompetisi dan acara budaya lainnya. Tradisi ini didaftarkan oleh UNESCO pada 2012.
7. Kostum Pernikahan Aljazair
Pengantin di Tlemcen, di barat laut Aljazair, mengenakan lapisan perhiasan dan kain mewah pada hari pernikahan mereka. Sulaman rumit yang terkandung di dalam kain merupakan bagian penting dari identitas budaya dan warisan leluhur Aljazair.
Pengantin meninggalkan rumah keluarga mereka dengan mengenakan pakaian sutra tenunan tangan, disematkan ke topi baja berbentuk kerucut yang dirancang dengan rumit, dan biasanya akan mengenakan kaftan beludru bersulam.
Banyak yang memilih warna merah anggur atau hijau tua dengan pola yang terinspirasi oleh desain arab, yang diciptakan kembali dari tahun ke tahun. Deretan mutiara barok dipercaya dapat melindungi organ vital dan reproduksi pengantin dari serangan roh jahat. Pengantin wanita juga akan menutupi tangannya dengan pacar, sebagai bentuk kecantikan selama acara-acara khusus, sebuah praktik yang umum di Timur Tengah dan Afrika Utara, serta beberapa bagian Asia Selatan.
Selama upacara pernikahan, seorang wanita yang sudah menikah dari keluarga pengantin wanita akan melukis desain melingkar merah dan perak di pipi pengantin wanita dan di bawah bibirnya dalam ritual yang mewakili kemurnian dan perlindungan.
Bagi mereka yang tidak mampu membeli pakaian secara langsung, menyewa dan meminjam adalah alternatif yang umum. Unesco menambahkan pengerjaan pernikahan Tlemcen ke daftar warisan takbenda pada 2012.