Sabtu 13 Nov 2021 19:41 WIB

Serangan di Pakistan Dekat Afghanistan, Dua Polisi Tewas

Juru bicara Taliban di Pakistan menolak bertanggung jawab atas serangan tersebut

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
Petugas keamanan memeriksa lokasi bom bunuh diri di sebuah pos pemeriksaan. Dua polisi tewas dan enam lainnya, termasuk seorang gadis, terluka dalam serangan di Pakistan utara dekat Afghanistan, Sabtu (13/11). Ilustrasi.
Foto: AP/Arshad Butt
Petugas keamanan memeriksa lokasi bom bunuh diri di sebuah pos pemeriksaan. Dua polisi tewas dan enam lainnya, termasuk seorang gadis, terluka dalam serangan di Pakistan utara dekat Afghanistan, Sabtu (13/11). Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, PESHAWAR - Dua polisi tewas dan enam lainnya, termasuk seorang gadis, terluka dalam serangan di Pakistan utara dekat Afghanistan, Sabtu (13/11). Serangan itu terjadi saat milisi Taliban setempat menyepakati gencatan senjata selama satu bulan usai menggelar pembicaraan dengan pemerintah, kata kepolisian.

Kedua polisi tewas akibat ledakan bom rakitan di dekat perbatasan di Provinsi Khyber Pakhtunkhwa. "Dua polisi tewas dalam ledakan bom rakitan yang terjadi pukul 10.00 waktu setempat," kata pejabat polisi senior distrik Bajaur, Abdul Samad Khan, kepada Reuters.

Baca Juga

Serangan lainnya terjadi di pinggiran ibu kota provinsi Balochistan, Quetta, tempat satu polisi dan lima lainnya, termasuk seorang gadis dan tiga perempuan, terluka. Bom yang dipasang di sepeda motor menargetkan patroli polisi di daerah tersebut, kata pejabat senior lainnya Ali Raza.

Juru bicara Taliban setempat menolak bertanggung jawab atas serangan tersebut, mengklaim bahwa kelompok itu akan mematuhi gencatan senjata. Taliban Pakistan, atau Tehreek-e-Taliban Pakistan (TTP), adalah gerakan terpisah dari Taliban Afghanistan, yang kembali menguasai negara tersebut pada Agustus lalu.

TTP telah berjuang selama bertahun-tahun untuk menggulingkan pemerintah di Islamabad dan memerintah negara Asia Selatan berpenduduk 220 juta jiwa itu dengan hukum Islam Syariah mereka sendiri. Ada banyak upaya gagal untuk mencapai perjanjian damai di masa lalu.

Pembicaraan terbaru dimulai menyusul kemenangan Taliban Afghanistan. Kedua pihak telah bertemu di seberang perbatasan di Afghanistan berkat bantuan pemimpin Taliban Afghanistan.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement