IHRAM.CO.ID, RIYADH -- Arab Saudi telah meluncurkan proyek terbarunya dalam daftar panjang proyek megah, yakni sebuah kota industri bersegi delapan yang mengapung di atas Laut Merah. Pada Selasa (16/11), Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman mengumumkan peluncuran "Oxagon", yang disebut-sebut sebagai struktur terapung terbesar di dunia.
Kota terapung ini akan dibangun di daerah barat daya Neom. Megacity (megapolitan) baru yang futuristik itu diklaim oleh otoritas Saudi akan berukuran 33 kali ukuran New York City. Setengah dari Oxagon akan mengapung di atas Laut Merah, yang rata-rata memiliki kedalaman 500 meter.
"Oxagon akan menjadi katalis (pendorong) untuk pertumbuhan ekonomi dan keragaman di Neom dan kerajaan, lebih lanjut memenuhi ambisi kami di bawah Visi 2030," kata putra mahkota dalam sebuah pernyataan, dilansir di Middle East Eye, Kamis (18/11).
Pernyataan MBS itu merujuk pada strategi diversifikasi negara untuk menjauh dari ketergantungan minyak. Ia mengatakan, Oxagon tersebut akan berkontribusi untuk mendefinisikan kembali pendekatan dunia terhadap pengembangan industri di masa depan, melindungi lingkungan sekaligus menciptakan lapangan kerja dan pertumbuhan.
Menurut rilis pers Kerajaan, kota itu hanya akan ditenagai oleh energi terbarukan dan akan memanfaatkan Internet of Things, kecerdasan buatan dan prediktif, serta robotika untuk menciptakan rantai pasokan yang terintegrasi, cerdas, dan efisien tanpa batas.
Tayangan promosi berdurasi dua menit menyatakan bahwa Oxagon akan menyatukan pikiran paling cerdas untuk memecahkan tantangan terbesar dunia dan akan membanggakan 'kemampuan hidup yang tak tertandingi'. Tidak hanya menjadi struktur terapung terbesar di dunia, tayangan itu juga menekankan bahwa kota utopis itu akan menjadi rumah bagi pelabuhan otomatis pertama di dunia dan pusat logistik terintegrasi.
Belum ada rincian yang dirilis tentang biaya proyek atau bagaimana proyek itu akan dibangun agar mengapung di atas air. Menurut situs web Neom, kota ini memperkirakan penduduk pertamanya pada 2024 dan menargetkan untuk menyelesaikan semua pembangunan darat pada 2030.
Meski ditampilkan dengan tampak begitu megah dalam tayangan promosinya, namun proyek ini justru disambut sinis dan menuai beragam komentar dari pengguna media sosial.
"Selamat kepada firma konsultan mana pun yang dibayar sejumlah besar uang untuk menghasilkan ide yang luar biasa ini," tulis jurnalis Gregg Carlstrom.
"Mengapa saya bekerja di sebuah universitas ketika saya bisa menghabiskan hari-hari saya merancang kota fantasi untuk putra mahkota Saudi," kata akademisi Timur Tengah Christian Henderson.