REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Imam Besar Al-Azhar Kairo Mesir, Ahmed Al-Tayeb menyampaikan rasa senangnya dapat bertemu dengan Pangeran Charles dari Inggris. Dia menyebut Pangeran sebagai pemimpon yang bijaksana dan bertanggungjawab.
"Saya senang bertemu Pangeran Charles di Masjid Al-Azhar (Mesir), dan saya menemukan dalam dirinya seorang pemimpin yang bijaksana dan bertanggung jawab, dan suara Barat yang adil dalam pembicaraannya tentang Islam dan Muslim," kata Al-Tayeb dalam cuitannya di akun Twitter, dilansir dari Arab News, Ahad (21/11).
Al-Tayeb mengatakan, dia dan Pangeran Charles membahas pentingnya mempromosikan dialog antaragama, krisis perubahan iklim, dan kebutuhan untuk menemukan solusi radikal untuk mengurangi bahayanya.
Pangeran Charles dan istrinya Camilla, duchess of Cornwall, berkeliling kampus masjid ditemani oleh Al-Tayeb. Pangeran Charles berdiskusi dengan para profesor dan mahasiswa tentang ide-ide mereka tentang kerukunan dan toleransi antaragama.
Dia dan Camilla tiba di Kairo pada Kamis (18/11) kemarin untuk kunjungan selama dua hari, dan diterima oleh Presiden Mesir Abdel Fattah El-Sisi dan istrinya. Pangeran Charles juga bertemu dengan Paus Ortodoks Koptik Tawadros II.
Gareth Bailey, duta besar Inggris untuk Kairo, mengatakan, dari kemegahan piramida hingga keajaiban Perpustakaan Alexandria yang baru, dia berterima kasih kepada Yang Mulia karena telah datang ke Mesir. "Saya berterima kasih kepada tuan rumah Mesir kami atas sambutan hangatnya," kata dia dalam cuitannya di Twitter.
Kunjungan tersebut merupakan kunjungan resmi kedua Pangeran Charles dan istrinya ke Mesir. Kunjungan pertamanya dilakukan pada 2006 sebagai bagian dari tur dunia yang mencakup Arab Saudi. Tujuannya mempromosikan pemahaman dan toleransi antaragama, mendukung inisiatif lingkungan, dan mendorong kesempatan kerja yang berkelanjutan dan pelatihan bagi kaum muda.
Ia juga mengunjungi Mesir pada Agustus 1981 dengan mendiang Putri Diana untuk bulan madu mereka, dan diterima oleh mendiang Presiden Anwar Sadat dan istrinya.