Selasa 23 Nov 2021 10:31 WIB

Mengapa Inggris tak Dapat Atasi Peningkatan Islamofobia?

Hampir setengah dari semua kejahatan kebencian agama di tahun lalu menargetkan Muslim

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Esthi Maharani
 Ilustrasi Islamofobia
Foto:

Namun demikian, Dodds mencatat partai Konservatif memiliki jalan yang panjang untuk akhrinya mengatakan diri serius dalam menangani Islamofobia di masyarakat dan di barisan mereka sendiri. "Mereka tidak bisa melakukan itu jika mereka bahkan tidak mau menyebutnya secara gamblang,” kata dia.

Tories, julukan bagi Konservatif, disebut seolah menyeret kaki mereka dalam masalah ini terlalu lama. Dia bahkan menyerukan perubahan sikap di dalam pemerintahan dan perubahan itu harus dimulai dari puncak Pemerintahan Konservatif ini.

Baru-baru ini terungkap Perdana Menteri sendiri, Boris Johnson, bahkan belum menanggapi seruan anggota parlemen untuk mengambil tindakan terhadap Islamofobia selama satu tahun. Pada November 2020, anggota All-Party Parliamentary Group (APPG) tentang Muslim Inggris Afzal Khan, menulis surat kepada perdana menteri.

Dalam surat tersebut, ia memperingatkan tentang peningkatan kejahatan rasial anti-Muslim dan mempertanyakan kelambanan pemerintah ini dalam mengatasi isu tersebut.

Sebuah panduan resmi mengatakan departemen pemerintah harus menanggapi korespondensi dari anggota parlemen dalam waktu 20 hari kerja. Tetapi satu tahun telah berlalu dan Khan belum menerima tanggapan apa pun.

Khan menyebut kurangnya tanggapan ini merupakan hal yang mengejutkan dan sepenuhnya tidak dapat diterima. Ia lantas mendesak perdana menteri untuk setidaknya membuat pernyataan kepada anggota parlemen tentang Islamofobia.

Suratnya yang dilihat oleh beberapa media Inggris ini menuduh pemerintah memperkuat rasisme yang memalukan terhadap umat Islam, dengan sejumlah tindakannya selama pandemi Covid-19. Termasuk di dalamnya aturan penguncian wilayah secara tiba-tiba pada malam perayaan Idul Adha.

“Aturan ini berkontribusi pada narasi sayap kanan yang sangat memprihatinkan dan salah, bahwa Muslim Inggris 'menyebarkan Covid-19'. Sebagai Perdana Menteri. tugas Anda untuk melindungi dan melindungi semua komunitas. Namun, saya kecewa atas kelambanan pemerintah dalam menangani masalah Islamofobia, yang jelas berkembang," tulis Khan.

Adapun 'Investigasi Singh' dilakukan setelah tuduhan perilaku Islamofobia dilayangkan kepada anggota dan perwakilan partai Tory. Hal ini juga mempertimbangkan beberapa kasus, termasuk kolom 2018 yang ditulis oleh Johnson, yang membandingkan wanita Muslim dengan “kotak surat” dan “perampok bank”.

Tinjauan tersebut mengatakan insiden semacam itu memberi kesan kepada beberapa partai dan kepemimpinan, yang tidak peka terhadap komunitas Muslim.

Pemerintah sebelumnya dituduh benar-benar mengabaikan Islamofobia, mengingat mereka gagal menemukan definisi yang dapat digunakan untuk memerangi kebencian anti-Muslim selama lebih dari dua tahun.

Pada 2018, sekelompok anggota parlemen menyusun definisi kerja dan mendesak pemerintah untuk mengadopsinya. Mereka mengatakan kurangnya istilah apa pun memungkinkan Islamofobia meningkat di masyarakat dengan efek yang menghancurkan.

Namun, pemerintah menolak proposal tersebut pada Mei 2019. Sebagai balasan, mereka mengatakan akan menugaskan para ahli independen untuk menyusun proposal yang berbeda. Sejak saat itu, hanya satu “ahli” yang ditunjuk dan tidak ada proposal yang pernah diterbitkan.

Selama debat parlemen tentang definisi Islamofobia partai konservatif, seorang menteri konservatif mengatakan, “Kami tetap berkomitmen untuk membuat definisi yang kuat dan efektif, dan kami akan menguraikan langkah-langkah kami untuk mencapai itu pada waktunya".

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement