IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Lembaga Hubungan dan Kerjasama Internasional (LHKI) PP Muhammadiyah bersama Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) RI telah menyelenggarakan pelatihan dai dan daiyah serta aktivis untuk kampanye Islam wasathiyah di media sosial (medsos). Ini menjadi upaya memperkuat peran mengarusutamakan kampanye Islam wasathiyah di medsos.
Ketua LHKI PP Muhammadiyah, KH Dr (HC) Muhyiddin Junaidi menyampaikan, pelatihan tersebut memberikan pemahaman secara komprehensif tentang perbedaan antara moderasi beragama dan Islam wasathiyah. Islam wasathiyah itu murni dan mendorong tata kelola pemerintahan yang adil, bersih, penuh toleransi dan seimbang antara kebutuhan hidup di dunia dan akhirat.
"Islam wasathiyah itu juga mendorong berbagai macam sifat yang positif baik dalam hubungan antara manusia dengan manusia, hubungan sesama makhluk beragama, juga antara warga bangsa. Jadi, ini berbeda dengan moderasi yang dipahami sebagian orang," kata dia kepada Republika.co.id, Rabu (24/11).
Menurut Kiai Muhyiddin, moderasi bisa saja diartikan mendorong tumbuh-kembangnya paham relativisme dan sinkretisme yang menganggap semua agama itu benar. Padahal, dia mengatakan, agama itu benar menurut penganutnya masing-masing. Ia juga menjelaskan, dalam agama terdapat tiga aspek penting. Pertama adalah teologi atau akidah, kedua ibadah, ketiga muamalah.
Karena itu, dia menekankan, ide moderasi jangan sampai mengorbankan aspek ibadah dan akidah. "Maka Muhammadiyah dan kader-kadernya ingin mewaspadai gerakan-gerakan tertentu yang punya tujuan ingin menyebarluaskan paham relativisme kebenaran," tuturnya.