IHRAM.CO.ID, NEW DELHI — Duta Besar Uni Emirat Arab (UEA) untuk India, Ahmed Albanna menyatakan harapan untuk dimulainya kembali layanan penerbangan antara dua negara. Selama pandemi virus corona jenis baru (Covid-19), penerbangan tidak beroperasi dalam kapasitas seratus persen. Hal itu menimbulkan masalah lonjakan harga tiket dan kelangkaan kursi.
“Satu-satunya tantangan ada pada masalah penerbangan. Di bawah Perjanjian Air Bubble (Gelembung Udara), kami dibatasi untuk membawa sejumlah penumpang,” ujar Albanna, dilansir Ani News, Kamis (25/11).
Menurut Albanna, maskapai utama UEA hanya membawa 30 persen dari total kapasitas hak berdasarkan Perjanjian Layanan Udara. Hal ini yang mempengaruhi lalu lintas penerbangan dan harga, menambahkan bahwa negara Timur Tengah itu bekerjasama dengan pihak berwenang India dalam masalah ini.
"Saya yakin kita akan melihat dua kali lipat jumlah pelancong antara UEA dan India jika kita kembali ke perjanjian layanan udara normal,” jelas Albanna.
Albanna mengatakan ada 1.068 penerbangan seminggu antara UEA dan India sebelum pandemi Covid-19. Dari jumlah itu, lebih dari 500 adalah maskapai penerbangan India dan lebih dari 400 adalah maskapai UEA, di mana kedua maskapai beroperasi hampir 100 persen.
“Klausulnya sangat jelas ketika kami mencapai 100 persen, kami harus melakukan negosiasi ulang,” kata Albanna.
Sebelumnya, pada awal Agustus lalu, UEA telah mengumumkan orang-orang dari India, Pakistan, Nepal, Uganda dan Nigeria kembali dapat melakukan perjalanan ke UEA. Izin ini diberikan asalkan mereka memiliki visa UEA yang valid.
Tak hanya itu, mereka juga harus mendapatkan persetujuan dari Otoritas Federal untuk Identitas dan Kewarganegaraan (ICA), sebelum memesan tiket perjalanan tersebut.