Rabu 01 Dec 2021 19:19 WIB

Layanan Medis di Masa Dinasti: Urusan Diet Hingga Diplomasi

Ada banyak kisah betapa inklusifnya pelayanan medis di masa dinasti-dinasti Islam.

Rep: Muhyiddin/ Red: Agung Sasongko
Istana Kordoba di Spanyol.
Foto:

Tidak ada balas dendam. Seluruh penduduk sipil tak bersenjata walaupun beragama Kristen dibebaskannya. Sekira satu bulan lamanya Sultan Sholahuddin membiarkan orang-orang yang telah kalah itu kembali ke tanah kelahiran mereka dengan membawa barang-barang kebutuhan. 

Selain itu, hak-hak kaum pendeta Kristen dan Yahudi juga dipulihkan sehingga umat non-Islam itu bebas keluar-masuk Yerusalem. Tidak ada satu pun gereja dan sinagog yang diganggu.

Akhlak terhadap lawannya juga tidak kurang mulia--dan inilah poin pembahasan kita. Sultan Sholahuddin dan Baldwin IV merupakan musuh satu sama lain. Raja Kristen itu memerintah Yerusalem sejak 1174 hingga kematiannya pada usia 24 tahun. Sejarah mengenang putra Almaric I itu sebagai penderita lepra. Penyakit ini cukup parah dan gejalanya sudah muncul sejak dia masih anak-anak.

Sebelum pecah Perang Hattin, Sultan Sholahuddin memimpin pasukannya menuju benteng Kristen. Tujuannya mendesak pertanggungjawaban atas ulah Reynald de Chatillon yang telah mengusik kafilah Muslimin. 

Raja Baldwin IV dengan diiringi prajurit menemuinya. Alih-alih pertempuran, terjadilah kesepakatan damai. Sang sultan menerima janji darinya yang akan menghukum Reynald. Tidak hanya itu. Menyadari sakit lepra yang diderita musuhnya itu, Sultan Sholahuddin berjanji mengirimkan dokter pribadinya kepada pemimpin Kristen tersebut. 

 

Mengutip uraian Christian P Potholm dalam War Wisdom: A Cross-Cultural Sampling, penguasa Mesir itu mengatakan, kejayaan adalah mengubah pandangan musuhmu dengan sikap lemah lembut dan kebaikan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement