Rabu 01 Dec 2021 19:59 WIB

Babak Baru Ketegangan Rusia dan Ukraina

Hubungan Ukraina dan Rusia memburuk sejak anekasasi Rusia atas Krimea.

Rep: Fergi Nadira, Dwina Agustin, Lintar Satria/ Red: Agung Sasongko
Pasukan terjun payung Angkatan Darat Rusia berbaris selama latihan untuk parade militer Hari Kemenangan di Moskow, Rusia, pada 7 Mei 2021. Pejabat Ukraina dan Barat khawatir bahwa penumpukan militer Rusia di dekat Ukraina dapat menandakan rencana Moskow untuk menyerang bekas Sovietnya tetangga.
Foto:

Selang beberapa pekan, Putin mempertegas sikap Rusia dengan memperingatkan NATO agar tidak mengerahkan pasukan dan senjatanya ke Ukraina, Selasa (30/11).  Menurut Putin, ekspansi NATO ke arah timur telah mengancam kepentingan keamanan inti Rusia.

"Munculnya ancaman semacam itu merupakan ‘garis merah’ bagi kami. Saya berharap itu tidak akan sampai ke sana dan akal sehat dan tanggung jawab untuk negara mereka sendiri dan komunitas global pada akhirnya akan menang," kata Putin.

Putin menambahkan bahwa negaranya telah dipaksa untuk melawan ancaman yang berkembang dengan mengembangkan senjata hipersonik baru. "Apa yang harus kita lakukan? Kami perlu mengembangkan sesuatu yang serupa untuk menargetkan mereka yang mengancam kami. Dan kita bisa melakukannya bahkan sekarang," ujarnya. 

Putin mengatakan rudal hipersonik baru yang akan memasuki layanan dengan angkatan laut Rusia awal tahun depan akan mampu mencapai target dalam waktu yang sebanding. "Itu juga hanya membutuhkan lima menit untuk menjangkau mereka yang mengeluarkan perintah," katanya.

Rudal jelajah hipersonik Zirkon ini mampu terbang dengan kecepatan sembilan kali kecepatan suara hingga jarak 1.000 kilometer. Senjata itu telah menjalani serangkaian tes, yang terbaru pada Senin (29/11).

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement