IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Di antara dampak maksiat adalah menghilangkan malu yang merupakan sumber kehidupan hati dan inti dari segala kebaikan. Hilangnya rasa malu berarti hilangnya seluruh kebaikan.
Dikutip dari buku Ad-Daa wad Dawaa karya Ibnu Qayyim al-Jauziyyah, Dalam kitab ash-Shahih (muslim) Nabi ﷺ bersabda:
الحياء خير كله
"Rasa malu adalah kebaikan seluruhnya."
إن مما أدرك الناس من كلام النبوة الأولى: إذا لم تستح، فاصنع ما شئت
"Termasuk yang pertama diketahui oleh manusia dari ucapan kenabian adalah jika kamu tidak malu, maka berbuatlah sesukamu." (HR Bukhari).
Hadits ini mengandung dua penafsiran:
Pertama: Hadits di atas berfungsi untuk menakut-nakuti dan sebagai ancaman. Maknanya, orang yang tidak memiliki rasa malu akan melakukan berbagai perbuatan buruk semaunya. Sebab, faktor pendorong untuk meninggalkan perbuatan buruk adalah rasa malu. Jika tidak ada rasa malu yang mencegah orang tadi dari perbuatan buruk, maka ia akan melakukannya. Ini adalah penafsiran Abu Ubaid.
Kedua: Jika engkau tidak malu terhadap Allah berbuat sesuatu, maka lakukanlah. Sebab, yang seharusnya ditinggalkan ialah perbuatan yang pelakunya malu kepada-Nya untuk melakukannya. Inilah penafsiran Imam Ahmad dalam salah satu riwayat Ibnu Hani.