Jumat 03 Dec 2021 01:11 WIB

Islamofobia Jadi Tantangan Muslim Kent

Tren Islamofobia yang berkembang perlu ditangani, dimulai dengan pendidikan.

Rep: Rossi Handayani/ Red: Agung Sasongko
Islamofobia (ilustrasi)
Foto:

"Ketika kita melihat serangan teroris, yang orang-orang mengaku mengatasnamakan Islam atau pelakunya mengaku mengatasnamakan Islam, tingkat ketegangan antar masyarakat tentu menjadi faktornya. Saya pikir ada kurangnya pemahaman tentang apa itu Islam," lanjutnya. 

Di samping itu, Polisi Kent mencatat pelanggaran di mana Islamofobia menjadi faktor sebagai kejahatan rasial agama tergantung pada situasinya.

"Sejujurnya saya pikir polisi selalu bisa berbuat lebih banyak dalam hal ini. Saya pikir mereka telah melakukan banyak pekerjaan pada kejahatan rasial secara umum.  Jadi saya pikir itu sangat membantu, tetapi dengan spesifik agama, dan bagaimana mereka mengidentifikasi Islamofobia, saya tidak tahu," kata Khan.

Sementara, Kepala Detektif Inspektur Coretta Hine dari Komando Keanekaragaman dan Inklusi di Polisi Kent mengatakan, menangani kejahatan rasial adalah prioritas bagi Polisi Kent.

"Komando Keanekaragaman dan Inklusi yang baru dibentuk telah mengembangkan Strategi Keanekaragaman dan Inklusi 2021-2024, yang sebagian termasuk mengidentifikasi dan mendukung kampanye budaya. Kalender kampanye sedang dirancang dan akan terus ditinjau. Kami telah mulai bekerja dengan Asosiasi Nasional Polisi Muslim untuk mengenali inisiatif di masa depan," kata dia 

"Sementara kampanye kesadaran sangat penting, keragaman dan inklusi ditempatkan di jantung kegiatan, pemikiran, dan perilaku polisi sehari-hari. Merangkul keragaman adalah tema lanjutan di Kepolisian Kent dengan semua petugas dan staf menerima pengembangan dan pelatihan berkelanjutan tentang masalah ini," lanjutnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement