IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Dalam buku 'Tokoh-tokoh Besar Islam Sepanjang Sejarah' karya Syaikh Muhammad Sa'id Mursi, yang diterjemahkan Khoirul Amru Harahap dan Achmad Faozan, terbitan Pustaka Al-Kautsar, dikisahkan sosok Abdullah bin Haram, seorang sahabat Nabi Muhammad SAW yang berbicara langsung kepada Allah SWT tanpa hijab atau tabir.
Hal ini disampaikan oleh Rasulullah SAW kepada putra Abdullah bin Haram bernama Jabir. Rasulullah SAW menceritakan kepada Jabir bahwa ayahnya memohon agar dihidupkan kembali untuk dapat berperang di jalan Allah SWT.
"Wahai Jabir, Allah sama sekali tidak pernah berbicara dengan seorang hamba kecuali dari balik hijab atau tabir. Namun Allah SWT telah berbicara kepada ayahmu secara langsung (berhadapan tanpa tabir)."
Abdullah bin Haram, sebagaimana perkataan Nabi SAW kepada Jabir, berkata: "Ya Tuhanku, anugerahkanlah kepada orang yang masih berada di belakangku (yang masih hidup) kenikmatan yang telah Engkau anugerahkan kepada kami."
Setelah itu, turun firman Allah SWT, "Dan jangan sekali-kali kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; sebenarnya mereka itu hidup di sisi Tuhannya mendapat rezeki. Mereka bergembira dengan karunia yang diberikan Allah kepadanya, dan bergirang hati terhadap orang yang masih tinggal di belakang yang belum menyusul mereka, bahwa tidak ada rasa takut pada mereka dan mereka tidak bersedih hati." (QS Ali Imran ayat 169-170)
Abdullah bin Haram gugur sebagai syahid dalam Perang Uhud. Jabir bin Abdullah dan keluarganya pun menangisi jenazah Abdullah bin Haram. Nabi Muhammad SAW melihatnya, dan bersabda, "Kalian menangis atau tidak, sesungguhnya malaikat tetap saja menaunginya dengan sayapnya."
Sebelum ke medan tempur Perang Uhud, Abdullah bin Haram berkata, "Aku tidak melihat diriku kecuali gugur dalam peperangan ini, bahkan aku berharap semoga aku orang pertama yang gugur sebagai syahid dari barisan pasukan kaum muslimin."