IHRAM.CO.ID, JAKARTA — Penulis dan aktivis kebudayaan Islam, Aisha Stacey, mengatakan, hidup sebagai serangkaian momen tentunya memiliki dua sikap, gembira dan khawatir atau kesedihan. Menurutnya, di moment kedua itu adalah saat-saat berharga ketika setiap orang harus membangun hubungan dengan Tuhan.
“Orang percaya harus menjalin ikatan yang tidak dapat dipatahkan. Ketika kebahagiaan hidup memenuhi hati dan pikiran kita, jangan sampai kita lupa bahwa itu adalah anugerah dari Tuhan,” kata Aisha dalam tulisannya yang dimuat About Islam, dikutip Kamis (9/12).
Hal itu, kata dia, sama halnya ketika dihadapkan dengan kesedihan dan kekhawatiran untuk lebih menyadari bahwa semua berasal dan karena keputusan Tuhan. Walaupun, pada dasarnya diakui Aisha memang kerap kali tidak terlihat.
“Allah Maha Bijaksana dan Maha Adil. Apapun kondisi yang kita hadapi, dan tidak peduli apa yang terpaksa kita hadapi, sangat penting bagi kita untuk membuka mata terhadap kenyataan bahwa Tuhan tahu apa yang baik bagi kita,” tuturnya.
Hal itu, dikatakan dia, bisa dilakukan meski nyatanya setiap individu sedang menghadapi ketakutan dan kekhawatiran. Menurut Aisha, hal itu juga jelas dikatakan dalam surat Al-Baqarah ayat 216, ”….Tetapi boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.”
Dalam penjelasannya, kata Aisha, ada tiga senjata penting yang bisa dilakukan saat menghadapi kesedihan dan kekhawatiran. Mengutip berbagai sumber, lanjut dia, tiga terpenting itu adalah kesabaran, rasa syukur, dan kepercayaan.
“Ulama besar Islam abad ke-14 M, Ibn al Qayyim mengatakan bahwa kebahagiaan kita dalam hidup ini dan keselamatan kita di akhirat bergantung pada kesabaran,” jelasnya.
“….sesungguhnya pada hari ini Aku memberi balasan kepada mereka, karena kesabaran mereka; sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang memperoleh kemenangan.” (Al Mu'minun 111).