IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Tim advance umroh yang terdiri dari berbagai asosiasi Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umrah (PPIU) masih menjalani karantina di Jeddah, Arab Saudi. Mereka menjalani karantina selama lima hari di hotel bintang lima dan memakan biaya Rp 7 juta.
Wakil Ketua Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah Republik Indonesia (Amphuri) Azhar Ghazali mengatakan karantina selama lima hari menghabiskan dana Rp 7 juta. Itu sudah lengkap termasuk tes PCR dua kali.
"PCR di hari kedua dan PCR di hari keempat untuk persiapan ke Madinah di hari kelima," kata Azhar kepada Republika.co.id, Ahad (26/12).
Azhar juga menceritakan ketika tim advance tiba di Jeddah, tidak ada sesuatu yang istimewa. Pemeriksaan aplikasi Tawakkalna dan PeduliLindungi yang informasinya harus terintegrasi ternyata tidak ada.
Begitu tim advance umroh tiba di Jeddah, mereka hanya menjalani tes PCR. Setelah itu mereka ke imigrasi dan mengambil bagasi. Saat itu, tidak ada yang mengarahkan untuk karantina, jadi tim advance umroh beranggapan tidak ada peraturan karantina.
"Jadi mereka belum selesai sinkronisasi antara General Authority of Civil Aviation (GACA) selaku operator penerbangan dan Kementerian Haji dan Umrah," ujarnya.