Thulaihah al-Asadi telah keluar dari agama Islam atau murtad ketika Nabi ﷺ masih hidup. Ketika Rasulullah ﷺ wafat, ‘Uyainah bin Hishan juga murtad dan menjadi mitranya. ‘Uyainah sempat berseru kepada kaumnya: “Demi Allah, Nabi yang berasal dari Bani Asad lebih kusukai daripada Nabi yang berasal dari Bani Hasyim. Muhammad telah wafat, dan inilah Thulathah, Nabi baru penggantinya, maka ikutilah dia.” Kaumnya, yaitu Bani Fazarah, pun menurut.
Setelah Khalid bin al-Walid Radhiyallahu Anhu menceraiberaikan orang-orang murtad itu, Thulaihah segera melarikan diri ke Syam bersama istrinya. Tidak lama kemudian, dia kembali memeluk agama Islam dan pergi berumrah ke Makkah pada masa kekhalifahan Abu Bakar ash-Shiddiq Radhiyallahu Anhu.
Meskipun demikian, dia malu untuk menghadap sang Khalifah, dan ini berlangsung sepanjang hidupnya. Seusai mengerjakan umrah, dia pulang dan ikut berperang bersama Khalid dalam Perang Yarmuk serta perang-perang lainnya. Suatu ketika ash-Shiddiq mengirim surat kepada Khalid, yang isinya: “Ajaklah Thulaihah bermusyawarah dalam menyusun taktik perang, namun janganlah kamu jadikan dia pemimpin pasukan.”