“Saya mendapatkan upah 30.000 taka atau 350 dolar AS dari bekerja sebagai buruh harian. Uangnya hangus terbakar. Saya telah kehilangan mimpi saya," kata Rashid.
Kebakaran membuat Rashid kehilangan tempat tinggal dan harta bendanya. Namun di sisi lain, dia bersyukur karena keluarganya selamat dari kobaran si jago merah.
“Semua yang ada di rumah saya terbakar. Bayi dan istri saya sedang keluar. Ada banyak barang di rumah," ujar Rashid.
Kebakaran kerap melanda kamp pengungsi Rohingya. Pekan lalu, kebakaran menghanguskan pusat perawatan Covid-19 untuk pengungsi Rohingya. Tragedi kebakaran ini tidak menimbulkan korban jiwa.
Seorang pengungsi Rohingya, Mohammad Yasin mengeluhkan kurangnya peralatan keselamatan kebakaran di kamp pengungsian. Yasin harus kehilangan tempat tinggal dan sejumlah dokumen penting dalam insiden kebakaran pada Ahad. Yasin mengatakan, tidak ada air di kamp pengungsian sehingga para penghuni kamp kesulitan untuk memadamkan api.
“Kebakaran sering terjadi di sini. Tidak mungkin kami bisa memadamkan api. Tidak ada air. Rumah saya terbakar. Banyak dokumen yang saya bawa dari Myanmar juga terbakar,” kata Yasin.