Jumat 14 Jan 2022 23:05 WIB

Penari Samba Berpakaian Minim yang Gegerkan Saudi Diselidiki

Penari samba yang setengah berpakaian telah memicu beragam reaksi keras

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Esthi Maharani
Penari
Penari

IHRAM.CO.ID, JAZAN -- Rekaman dari penari samba yang setengah berpakaian telah menggegerkan Kerajaan Arab Saudi. Tayangan yang viral di media sosial itu telah memicu beragam reaksi keras dari warganet.

Hal itu kemudian mendorong penyelidikan oleh provinsi setempat. Pekan lalu, tayangan video muncul secara online dari tiga pemain asing, yang mengenakan kostum samba tradisional berwarna biru cerah dan merah muda. Aksi tarian mereka menarik perhatian banyak orang di jalan yang sibuk di kota selatan di Jazan.

Para penari tersebut tampak berpakaian yang memperlihatkan lengan, perut, dan kakinya sebagian terbuka. Mereka melakukan tos dengan peserta lokal, saat mereka berparade bersama penabuh genderang pria.

Pertunjukan tersebut merupakan bagian dari Festival Musim Dingin Jazan, salah satu dari sejumlah acara hiburan yang diadakan oleh otoritas Saudi di seluruh negeri.

Hiburan merupakan bagian penting dari strategi Visi 2030 kerajaan yang konservatif ini untuk menjauh dari ketergantungan minyak dan meningkatkan reputasi internasionalnya, di bawah kepemimpinan de facto Putra Mahkota Mohammed bin Salman (umumnya dikenal sebagai MBS).

Menurut AFP, saluran TV yang dikelola pemerintah Saudi Al Ekhbariya menayangkan cuplikan di festival tersebut, tetapi mengaburkan gambar para penari samba.

"Pertunjukan adalah untuk hiburan, bukan untuk menyerang cara yang baik dan untuk mempertentangkan dengan agama dan moral sosial," kata Mohammed al-Bajwi, seorang warga Jazan, kepada saluran tersebut, dilansir di Middle East Eye, Kamis (13/1/2022).

Video tersebut memicu reaksi luas di media sosial. Para pengguna media sosial mengklaim bahwa Arab Saudi, yang merupakan rumah bagi situs paling suci Islam, menyimpang dari prinsip-prinsip Islam.

"Kita telah lupa bahwa kita adalah negara Muslim dan telah memulai pelanggaran moral dan kesalahan yang tidak perlu," tulis salah seorang pengguna.

"Ini mencontohkan apa yang saya sebut #WhiskyWahhabi. Saya menciptakan istilah ini untuk menunjukkan bagaimana monarki Saudi melarang perayaan ulang tahun (maulid) Nabi Muhammad dengan alasan agama tetapi melakukan ini," cuitan analis Saudi Ali al-Ahmed di Twitter.

Pada Desember 2021, kerajaan mendapat kecaman serupa dari kaum konservatif setelah menjadi tuan rumah festival musik MDL Beast, yang menampilkan ratusan ribu pria dan wanita menari bersama dalam apa yang digambarkan sebagai "pesta rave raksasa".

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement