Di antara peserta aksi, ada pula yang mengacungkan papan bertuliskan tuntutan agar perempuan mendapatkan jabatan politik. Meskipun diizinkan untuk menggelar protes, mereka tak menampik tetap ada rasa ketakutan kepada pemerintahan Taliban. “Ketakutan selalu ada, tapi kita tidak bisa hidup dalam ketakutan. Kita harus melawan ketakutan kita,” kata Shahera Kohistan (28 tahun), salah satu perempuan yang berpartisipasi dalam aksi demonstrasi di Kabul.
Sejak mengambil alih kekuasaan di Afghanistan, Taliban belum memenuhi janjinya terkait perlindungan dan pemenuhan hak-hak wanita Afghanistan. Hak itu mencakup pendidikan, pekerjaan, dan partisipasi atau perwakilan politik. Sebaliknya, Taliban justru memperkenalkan peraturan yang mengekang aktivitas wanita. Pada Desember tahun lalu, misalnya, Taliban memutuskan bahwa wanita yang bepergian lebih dari 72 kilometer harus ditemani anggota keluarga dekat pria. (Kamran Dikarma)