IHRAM.CO.ID,RIYADH -- Dalam beberapa tahun terakhir, terjadi peningkatan yang luar biasa dalam dunia bisnis, dimana banyak pihak tertarik melakukan investasi di sektor perhotelan Arab Saudi. Namun pada saat yang sama, banyak pengamat terus bertanya-tanya mengapa begitu sedikit keberadaan hotel di luar kota-kota besar Kerajaan.
Direktur pengelola pengembangan Hilton di Timur Tengah dan Afrika Utara, Amir Lababedi, mengatakan Arab Saudi telah mewakili jalur pengembangan terbesar kami di Timur Tengah. Mereka memiliki rencana memperluas kehadiran ke lebih dari 75 hotel di tahun-tahun mendatang.
“Kami berencana memperluas lokasi di kota-kota utama dan sekunder di seluruh Arab Saudi. Kami melihat potensi untuk merek kelas menengah Hampton by Hilton dan Hilton Garden Inn, serta untuk DoubleTree by Hilton dan merek gaya hidup kami, Canopy by Hilton,” ujar dia dikutip di //Arab News//, Senin (17/1).
Sementara itu, Radisson Hotel Group mengumumkan mereka berencana memperluas operasinya di Arab Saudi dan meningkatkan portofolio investasinya di Timur Tengah, menjadi sekitar setengah dari total investasinya pada tahun 2026.
Menurut Menteri Pariwisata Saudi Ahmed Al-Khateeb, komitmen Radisson Hotel Group untuk mengembangkan hotel baru di Kerajaan dan membuka kantor regional di Riyadh merupakan kontribusi yang efektif untuk memperkuat langkah Kerajaan, untuk mencapai tujuannya menerima 100 juta pengunjung pada tahun 2030.
Manajer umum Pereira Resorts di Provinsi Timur, yang dikelola oleh Boudl Hotels and Resorts, Mahmoud Al-Saeed, mengatakan perusahaan bertujuan untuk melayani semua lapisan masyarakat. Mengingat sebagian besar masyarakat lebih memilih hotel bintang tiga karena kualitas dan harga yang wajar, perusahaan telah menciptakan rantai hotel Aber.
Boudl juga memiliki hotel Pereira bintang empat dan Narcissus bintang lima. Al-Saeed mengatakan perusahaan memiliki rencana ekspansi di kota-kota besar, dan menambah jumlah hotel bintang tiga di sejumlah kota Saudi.
Al-Saeed, yang telah bekerja di industri ini selama hampir dua dekade, mengatakan hotel saat ini menghadapi sejumlah tantangan, terutama mengingat tindakan pencegahan terhadap Covid-19.
Termasuk di dalamnya penundaan banyak acara yang biasanya berlangsung di hotel, serta pembatalan reservasi untuk aula yang digunakan untuk perayaan atau pertemuan resmi. Dia menambahkan, pihak berwenang di Arab Saudi menyadari masalah ini dan berusaha bekerja untuk mengembangkan sektor perhotelan.
Mantan anggota Komite Akomodasi Pariwisata Kamar Dagang dan Industri Riyadh, Thamer Alrajeeb, mengatakan investasi di sektor pariwisata di kota-kota besar menggembirakan, khususnya di Riyadh untuk mendukung inisiatif Otoritas Hiburan Saudi.
Namun, kondisi serupa tidak menguntungkan di kota-kota lain, di mana operasi bersifat musiman selama periode beberapa bulan setiap tahun. Hal ini biasanya bertepatan dengan liburan sekolah atau cuaca baik.
Alrajeeb menggambarkan investasi di hotel selain hotel bintang lima sebagai hal yang layak. Hal ini berlandaskan biaya operasional yang lebih rendah dan harga terjangkau untuk jangkauan tamu yang lebih luas. Namun, ia mengingatkan ada banyak persyaratan Kementerian Pariwisata yang membebani investor.
Ia menilai sangat mungkin memenuhi kebutuhan pengunjung dengan tingkat solvabilitas keuangan rata-rata, terutama di luar tiga kota Riyadh, Jeddah dan Dammam. Hal ini dapat dilakukan dengan berinvestasi di suite hotel khususnya, yang ditandai dengan biaya awal yang rendah dan memungkinkan harga sewanya lebih sepadan dengan solvabilitas berbagai pelancong.