Senin 24 Jan 2022 17:00 WIB

Menkes: Waspada dan Hati-hati Hadapi Omicron

Kasus konfirmasi Omicron menjadi penyumbang kenaikan angka Covid-19 di Indonesia

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Agung Sasongko
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin bersama dengan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo meninjau langsung vaksinasi serentak se-Indonesia dengan menghadiri secara langsung di Lapangan Kantor Bupati Kubu Raya, Kalimantan Barat (Kalbar), Rabu (19/1/2022).
Foto: Humas Mabes Polri
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin bersama dengan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo meninjau langsung vaksinasi serentak se-Indonesia dengan menghadiri secara langsung di Lapangan Kantor Bupati Kubu Raya, Kalimantan Barat (Kalbar), Rabu (19/1/2022).

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Kasus konfirmasi Omicron menjadi penyumbang kenaikan angka Covid-19 di Indonesia beberapa pekan terakhir. Dari 1.626 yang terkonfirmasi Omicron, sekitar 20 pasien yang menjalani perawatan dengan oksigen dan dua pasien yang wafat. Namun, jika dibandingkan dengan varian Delta, tingkat perawatan di rumah sakit (RS) dan tingkat kematian pasien Omicron relatif lebih rendah.

“Harus terus waspada dan hati-hati karena memang laju penularanya tinggi tapi tidak perlu panik karena memang hospitalisasi dan kematian yang rendah. Kita perlu yang kedua, memastikan bahwa protokol kesehatan tetap dijalankan, memakai masker, mencuci tangan, mengurangi kerumunan,” ujar Menkes Budi Gunadi Sadikin, Senin (24/1).

Baca Juga

Untuk mendorong peningkatan disiplin protokol kesehatan, pemerintah akan memublikasikan tingkat kepatuhan dalam penerapan protokol kesehatan melalui aplikasi PeduliLindungi.

“Tadi juga sudah diizinkan oleh Bapak Wakil Presiden di Ratas bahwa data PeduliLindungi yang akan mengukur kedisiplinan protokol kesehatan boleh dibuka di publik sehingga kita bisa melihat lokasi-lokasi mana yang disiplin sampai ke level titik lokasinya, kantornya, tokonya, dan mana yang disiplin. Sehingga masyarakat bisa bantu mengontrol penggunaan PeduliLindungi,” ujarnya.

Dari sisi surveilans, Menkes menekankan bahwa karena kasus konfirmasi Omicron semakin banyak maka tidak semua kasus akan dilakukan genome sequencing. Genome sequencing akan lebih diarahkan untuk menganalisa pola penyebaran kasus Omicron.

“Kita akan menggunakan PCR yang jauh lebih cepat, PCR dengan SGTF (S-Gene Target Failure) yang bisa mendeteksi Omicron sudah kita distribusikan dan akan segera kita tambah untuk didistribusikan ke daerah-daerah,” imbuhnya.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement