• Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu. Dahulu ia bernama Abdu Syams (hamba matahari). Setelah masuk Islam, nama beliau diganti oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menjadi Abdurrahman. (HR. Al-Hakim).
• Ada seorang sahabat yang dahulunya bernama Abdul Jan (hamba para jin). Sesudah masuk Islam, namanya diganti oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dengan Abdullah. (HR. Bukhari dalam al-Adab al-Mufrad).
• Dahulu Abdurrahman bin Auf radhiyallahu ‘anhu bernama Abdul Ka’bah (hamba ka’bah). Setelah masuk Islam diganti oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menjadi Abdurrahman. (Sebagaimana dikisahkan dalam Al-Isti’ab dan Al-Ishabah).
"Semua nama-nama lama di atas terlarang, sebab mengandung unsur penghambaan kepada selain Allah, dan ini merupakan kesyirikan. Selain kasus-kasus di atas, ada juga kejadian di mana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengganti suatu nama karena buruknya makna yang dikandung di dalamnya. Seperti kejadian yang dialami oleh salah satu putri Umar bin Khatthab radhiyallahu ‘anhu yang awalnya bernama عَاصِيَة ‘Ashiyah (pelaku maksiat), maka oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam diganti dengan nama Jamilah (baik atau indah), HR. Muslim," papar Ustadz.
Ustadz melanjutkan, pemberian nama bisa dilakukan di hari kelahiran bayi, hari ketiga atau hari ketujuh. Semakin cepat, semakin baik. Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
"وُلِدَ لِىَ اللَّيْلَةَ غُلاَمٌ فَسَمَّيْتُهُ بِاسْمِ أَبِى إِبْرَاهِيمَ"
“Semalam telah lahir anakku dan kuberi nama seperti nama ayahku yaitu Ibrahim”. (HR. Muslim).