Selasa 08 Feb 2022 16:45 WIB

Perumpamaan Beda Mukmin dan Kafir dalam Alquran

Alquran dalam Surah Hud Ayat 24 menjelaskan perumpamaan mukmin dan kafir.

Rep: Fuji Eka Permana/ Red: Agung Sasongko
Alquran (ilustrasi) Alquran dalam Surah Hud Ayat 24 dan tafsirnya menjelaskan perumpamaan orang Mukmin dan kafir.
Foto: ANTARA/Adiwinata Solihin
Alquran (ilustrasi) Alquran dalam Surah Hud Ayat 24 dan tafsirnya menjelaskan perumpamaan orang Mukmin dan kafir.

IHRAM.CO.ID,  JAKARTA -- Dalam Surah Hud Ayat 24, Allah SWT berfirman, 

۞ مَثَلُ الْفَرِيْقَيْنِ كَالْاَعْمٰى وَالْاَصَمِّ وَالْبَصِيْرِ وَالسَّمِيْعِۗ هَلْ يَسْتَوِيٰنِ مَثَلًا ۗ اَفَلَا تَذَكَّرُوْنَ ࣖ

Baca Juga

Perumpamaan kedua golongan (orang kafir dan mukmin), seperti orang buta dan tuli dengan orang yang dapat melihat dan dapat mendengar. Samakah kedua golongan itu? Maka tidakkah kamu mengambil pelajaran? (QS Hud: 24)

Menurut Tafsir Kementerian Agama ayat ini menerangkan bahwa Allah membuat perumpamaan sifat dan keadaan kedua golongan. Yaitu golongan orang-orang kafir dan golongan orang-orang Mukmin. Golongan orang kafir ibarat seperti orang buta mata kepala dan mata hatinya, sehingga tidak melihat tanda-tanda yang dapat menghantarkan ke jalan yang benar. Golongan ini juga ibarat orang tuli telinganya, sehingga tidak mendengar sedikit pun tuntunan dan petuah-petuah agama.

Sementara orang-orang Mukmin diibaratkan dengan orang yang dapat melihat dengan mata kepala dan mata hatinya, dan dapat mendengar dalam keadaan sempurna. Karena mereka menggunakan penglihatan dan pendengarannya untuk memperhatikan, memahami, serta mengamalkan isi kandungan ayat-ayat Alquran.

Dalam ayat ini, Allah SWT menjelaskan bahwa perumpamaan kedua golongan itu, yaitu golongan orang-orang kafir dan orang-orang mukmin adalah seperti orang buta dan tuli dengan orang-orang yang melihat dan mendengar.

Orang tuli yang kehilangan indera pendengarannya tentu tidak dapat menangkap ilmu pengetahuan yang menjadi unsur pembeda antara manusia dengan hewan. Orang yang buta karena kehilangan penglihatan tentu tidak dapat menyaksikan kebenaran yang dilihatnya.

Demikian pula orang yang kafir yang diserupakan dengan orang buta dan tuli itu, tentu saja tidak dapat disamakan dengan orang Mukmin yang dapat mempergunakan kedua inderanya dengan sempurna. Hal ini layak menjadi pelajaran yang berkesan mendalam dalam hati sanubari manusia. Sehingga setiap orang akan berusaha untuk dapat memanfaatkan penglihatan dan pendengarannya secara maksimal baik lahir maupun batin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement