Sabtu 12 Feb 2022 08:05 WIB

Masyarakat Ekonomi Syariah Ingin Indonesia Jadi Pusat Dapur Halal Dunia

Indonesia jangan sampai kalah dengan Thailand

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Muhammad Subarkah
Pekerja menyortir biji kopi sebelum Pelepasan Ekspor Perdana Produk Halal Kopi Robusta ke Oman di Kopi Merah Putih, Jakarta, Jumat (21/1/2022). Komite Ekspor Halal Pengrus Pusat MES bekerja sama dengan PT. Geber Ekspor Indonesia dan didukung Bank Indonesia meluncurkan Ekspor Perdana Produk Halal Kopi dengan tujuan negara Oman sebanyak 36 ton kopi robusta senilai 1,6 miliar yang akan berjalan selama satu tahun dengan nilai kontrak sebesar 1,7 juta USD. Republika/Thoudy Badai
Foto: Republika/Thoudy Badai
Pekerja menyortir biji kopi sebelum Pelepasan Ekspor Perdana Produk Halal Kopi Robusta ke Oman di Kopi Merah Putih, Jakarta, Jumat (21/1/2022). Komite Ekspor Halal Pengrus Pusat MES bekerja sama dengan PT. Geber Ekspor Indonesia dan didukung Bank Indonesia meluncurkan Ekspor Perdana Produk Halal Kopi dengan tujuan negara Oman sebanyak 36 ton kopi robusta senilai 1,6 miliar yang akan berjalan selama satu tahun dengan nilai kontrak sebesar 1,7 juta USD. Republika/Thoudy Badai

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) meluncurkan program pengembangan sektor kuliner halal berbasis ekosistem dan kearifan lokal di Solo, tepatnya di Kampung Kauman. Pembentukan ekosistem ini pada sebuah kawasan yang terintegrasi secara //end to end// dapat menjadi salah satu langkah strategis untuk menguatkan eksistensi produk halal dalam negeri.

MES didukung oleh mitra-mitra strategis meluncurkan Program Pengembangan UMKM Sektor Kuliner Berbasis Ekosistem dan Kearifan Lokal di Kampung Kauman Solo pada Jumat (11/2) secara virtual. Wakil Menteri BUMN I yang juga merupakan Ketua VI Pengurus Pusat MES, Pahala Nugraha Mansury menyampaikan kontribusi sektor makanan dan minuman menyumbang 36,4 persen dari total PDB nasional. 

"Program ini sangat sejalan dengan kesempatan dan potensi yang ada," katanya.

Pahala mengatakan bahwa Thailand sampai dengan saat ini mengklaim visi sebagai The World Halal Kitchens atau Dapur Halal Global dengan proyek kawasan industri halal. Misalnya yang dilakukan di Songkla dan kota-kota kawasan wisata utama lainnya seperti Phuket dan Chiang Mai.

Pahala mengatakan Indonesia tidak bisa sampai kalah dengan apa yang sudah dilakukan oleh Thailand. Indonesia adalah negara dengan jumlah populasi Muslim yang terbesar di dunia lebih berhak menyandang status tersebut.

"Sehingga tentunya itu menjadi tantangan tersendiri bagi Indonesia bagaimana kita nantinya bisa mencanangkan visi juga sebagai The World Halal Kitchens atau Dapur Halal Global," ujar Pahala.

Hal tersebut, katanya, bisa dimulai dengan membangun ekosistem kuliner halal yang berada di Kampung Batik Kauman Solo, Jawa Tengah. Ia mendorong agar program ini dapat direplikasi di daerah atau kawasan yang memiliki potensi yang sama.

Pengembangan secara ekosistem akan meningkatkan pendampingan pelaku usaha, kualitas produksi, maupun pemasaran dengan cakupan konsumen yang lebih luas. Kampung Kauman Solo dinilai sebagai wilayah yang punya potensi besar. 

Tempat ini adalah destinasi wisata berbasis budaya dengan kekayaan dan warisan kuliner yang khas. Kampung Kauman Solo berpeluang menjadi salah satu destinasi wisata kuliner halal prioritas.

Untuk mewujudkan hal itu, aktivitas pemberdayaan sangat penting dilakukan dengan menitikberatkan pada pengembangan dan penguatan kemitraan seluruh elemen terkait. Mulai dari para pelaku usaha, pemerintah daerah setempat, lembaga pemberdayaan, lembaga keuangan syariah, hingga komunitas dalam suatu ekosistem halal value chain (HVC).

 
 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement