REPUBLIKA.CO.ID, KUWAIT -- Gerakan Konstitusi Islam Perempuan mengadakan demonstrasi di depan Kedutaan Besar India di Kuwait Rabu (16/2/2022) kemarin, untuk mendukung hak perempuan Muslim di India. Sekitar 120 orang, yang mayoitas adalah perempuan, menyuarakan penolakan dan ketidaksetujuan mereka terhadap perampasan hak Muslimah di India.
Mereka juga mengecam sikap diam masyarakat internasional atas ketidakadilan ini. Anggota gerakan membawa poster yang bertuliskan protes dan kritik atas apa yang terjadi terhadap siswa yang mendapatkan perundungan karena mengenakan jilbab di sekolah, beberapa sekolah di Karnataka selatan diketahui telah menerapkan larangan masuk bagi siswi yang mengenakan jilbab.
Dalam aksi protesnya, mereka juga mengutuk aturan pemerintah India yang memaksa siswi Muslim untuk melepas jilbab mereka di sekolah. “Apa yang terjadi terhadap Muslimah di India adalah ketidakadilan yang jelas. Bukan hak seseorang untuk memaksa orang lain melepaskan keyakinan agamanya,” kata Dana Sharaf, yang hadir dalam aksi tersebut.
“Terorisme agama tidak dapat diterima, dan pemerintah India harus memperhitungkan warga negaranya di negara-negara Muslim, terutama di negara-negara Arab, karena mereka adalah salah satu komunitas terbesar dan memiliki kebebasan penuh dalam keyakinan dan ritual agama mereka,” kata pengacara dan politikus aktivis Israa Al-Maatouk yang dikutip Republika.co.id, Kamis (17/2/2022).