IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Para ulama, terkhusus ulama madzhab, merupakan orang-orang yang mengabdikan diri untuk menggali ilmu-ilmu Islam dan menyebarluaskannya sebagaimana manfaat ilmunya bisa dinikmati oleh masyarakat Muslim hingga saat ini.
Syekh Abu Bakar Jabir Al-Jazairi dalam kitab Minhajul Muslim menjeaskan, bahwa seorang Muslim juga dituntut untuk beradab terhadap ulama madzhab.
Pertama, mencintai mereka. Memohonkan rahmat Allah atas mereka dan memohonkan ampun bagi mereka serta mengakui keutamaan mereka. Sebab mereka disebut dalam firman Allah sebagai orang-orang yang mengikuti ajaran Nabi (para pendahulu).
Hal ini sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW, "Khairukum qarni tsummalladzina yalunahum tsummalladzina yalunahum,". Yang artinya, "Sebaik-baik kamu adalah generasiku kemudian generasi berikutnya lalu generasi berikutnya lagi,".
Kedua, tidak menyebut mereka kecuali dengan kebaikan atau mencemooh pendapat mereka. Karena para ulama madzhab adalah para ulama yang berijtihad dengan penuh keikhlasan.
Ketiga, meyakini bahwa apa yang telah dibukukan oleh ulama madzhab adalah pendapat dan madzhab yang mereka anut tentang berbagai masalah agama dan fikih yang bersumber dari Alquran dan hadis. Bukan hasil dari penyimpulan pribadi mereka.
Keempat, berprinsip bahwa mengambil pendapat yang telah dibukukan oleh salah satu dari ulama madzhab adalah tentang masalah-masalah fikih dan agama. Umat Islam juga dianjurkan untuk mengamalkannya, sebab manusia tidak berhak mengabaikan firman Allah.
Hal ini sebagaimana firman Allah SWT dalam Alquran Surah Al-Hujurat ayat 1, "Ya ayyuhallladzina aamanu laa tuqaddimuu baina yadayillahi wa Rasulih wattaqullah,". Yang artinya, "Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mendahului Allah dan Rasul-Nya dan bertakwalah kepada Allah,".