Selasa 22 Mar 2022 19:05 WIB

Sultan HB X Minta Pasien Covid-19 Berkomorbid Langsung Akses Isoter

Pasien Covid-19 dengan komorbid diminta jangan isoman.

Wisatawan melintas di depan Hotel Mutiara 2 yang dijadikan tempat isolasi terpusat pasien Covid-19,  Malioboro, Yogyakarta, Selasa (15/2/2022). Hotel Mutiara 2 menjadi tempat isolasi terpusat (isoter) dengan kapasitas 112 tempat tidur yang dikhususkan warga yang tidak memiliki KTP DIY sehingga tidak tertampung oleh tempat isolasi di kabupaten/kota. Mereka, antara lain wisatawan, pegawai yang tengah berdinas, atau mahasiswa luar daerah yang kuliah di DIY. Sultan HB X Minta Pasien Covid-19 Berkomorbid Langsung Akses Isoter
Foto: Wihdan Hidayat / Republika
Wisatawan melintas di depan Hotel Mutiara 2 yang dijadikan tempat isolasi terpusat pasien Covid-19, Malioboro, Yogyakarta, Selasa (15/2/2022). Hotel Mutiara 2 menjadi tempat isolasi terpusat (isoter) dengan kapasitas 112 tempat tidur yang dikhususkan warga yang tidak memiliki KTP DIY sehingga tidak tertampung oleh tempat isolasi di kabupaten/kota. Mereka, antara lain wisatawan, pegawai yang tengah berdinas, atau mahasiswa luar daerah yang kuliah di DIY. Sultan HB X Minta Pasien Covid-19 Berkomorbid Langsung Akses Isoter

IHRAM.CO.ID, YOGYAKARTA - Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X meminta warganya yang terkonfirmasi positif Covid-19 dan memiliki komorbid atau penyakit penyerta langsung menjalani isolasi di fasilitas isolasi terpusat (isoter) yang telah disediakan.

"Kalau punya penyakit bawaan itu mestinya jangan isoman (isolasi mandiri), langsung diisoter sehingga tidak terlambat," kata Sultan, Selasa (22/3/2022).

Baca Juga

Ia menilai masih banyaknya kasus kematian pasien Covid-19 di DIY disebabkan sebagian pasien yang terinfeksi memiliki komorbid. Sedangkan pasien yang tidak memiliki penyakit penyerta, rata-rata bisa sembuh setelah tiga hingga lima hari menjalani isolasi.

"Kalau tingkat kematian itu karena dia punya penyakit lain. Ya memang ini pandemi dalam arti corona, tapi kematiannya itu mungkin karena flek di jantung, (penyakit) gula, atau sakit jantung dan sebagainya," ujar Raja Keraton Yogyakarta ini.

Oleh sebab itu, ia meminta agar warganya yang terinfeksi Covid-19 disertai penyakit penyerta tidak memilih isoman di rumah agar tidak terlambat memperoleh penanganan medis. "Kita kena pandemi (Covid-19) itu kan bukan mengobati untuk corona, tapi yang diobati itu penyakit yang lain yang bawaan dan kita tidak bisa memprediksi itu," ucap Sultan.

Data Pemda DIY per 21 Maret 2022 mencatat penambahan kasus meninggal sebanyak delapan kasus atau 2,63 persen sehingga angka kumulatif kematian di DIY menjadi 5.716 kasus. Delapan kasus meninggal itu berasal dari Kabupaten Bantul tiga kasus, Kulon Progo dua kasus, Gunung Kidul dua kasus, dan Sleman satu kasus. Sementara itu, penambahan kasus terkonfirmasi Covid-19 di DIY sebanyak 215 kasus sehingga total kasus terkonfirmasi menjadi 217.548 kasus.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement