IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan menyesuaikan jumlah petugas kesehatan haji yang akan diberangkatkan pada musim haji 1443 H/2022 M. Penyesuaian ini menyusul pengumum Pemerintah Arab Saudi yang menetapkan kouta haji tahun ini satu juta untuk seluruh jamaah internasional.
"Dengan adanya penyesuaian jumlah kuota jamaah, tenaga kesehatan yang akan ditugaskan juga akan berkurang. Dari 1.832 nakes yang sudah disiapkan, kemungkinan hanya akan diberangkatkan 1.072 orang," kata Kepala Pusat Kesehatan Haji Budi Sylvana saat dihubungi Republika, Rabu (13/4/2022).
Budi menuturkan petugas kesehatan secara fungsi terbagi menjadi tiga kelompok besar, yaitu:
1. Tenaga kesehatan haji indonesia (TKHI) yang bertugas mendampingi jamaah disetiap kloter
2. Tim kesehatan di kantor kesehatan haji Indonesia (KKHI), yang bertugas di RS Indonesia di Makkah dan Madinah
3. Tim Keslap (Kesehatan lapangan), yang bertugas memberikan pelayanan jamaah khususnya di lapangan saat jamaah melakukan prosesi ritual haji.
Untuk TKHI, adalah komponen nakes terbesar. Setiap kelompok terbang (kloter) jamaah didampingi oleh tiga tenaga kesehatan, terdiri satu dokter dan dua perawat.
“Tiga nakes ini melekat di rombongan kloter sejak pemberangkatan sampai jamaah pulang ke tanah air,” ujarnya.
Tim Keslab terbagi menjadi lima satgas, yaitu surveilanse, emergency medical team, health promotion, sanitarian, dan food security, serta satgas dukungan logistik kesehatan. Kali ini diperkuat dengan tim surveilan dan tim pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI).
“Di antaranya melibatkan dokter spesialis mikrobiologi klinik,” ujarnya
Budi menuturkan, tim PPI ini akan ditugaskan di kantor kesehatan haji Indonesia (KKHI) yang ada di Makkah dan Madinah. Tim PPI ini akan berusaha mencegah adanya penularan penyakit infeksi di KKHI.
“Tujuannya adalah sebagai salah satu langkah pencegahan transmisi penyakit menular (termasuk Covid-19) di RS Indonesia di Saudi (KKHI),” katanya.
Budi menuturkan, Pusat Kesehatan Haji awalnya menyiapkan 1.748 petugas kesehatan yang disiapkan dari berbagai disiplin ilmu. Mereka nantinya terbagi, ada yang bertugas sebagai tim kesehatan haji Indonesia yang melekat di kloter, tim KKHI dan tim kesehatan lapangan.
“Khusus untuk Tim KKHI, ini akan ditempatkan di tiga rumah sakit milik Indonesia yang ada di Arab Saudi,” katanya.
Selain tiga kelompok tersebut, Pusat Kesehatan Haji juga rencananya akan merekrut sekitar 200 orang sebagai TPK (tim pendukung kesehatan). Tim ini bertugas membantu tugas tim kesehatan di Saudi.
“Tim ini direkrut dari WNI yang ada di Arab Saudi,” katanya.
Menurut catatan tahun lalu petugas kesehatan haji Indonesia (PKHI) ada 1.827 petugas. Rinciannya 1.521 Tenaga Kesehatan Haji (TKH) kloter dan 306 tenaga kesehatan haji petugas penyelenggara ibadah haji (PPIH) Arab Saudi.
“Tahun kemarin ada 1.521 TKH dan 306 PPIH total 1.827 nanti sementara kita menggunakan 1.827 ini,” kata Budi sebelum diumumkan satu juta kuota tahun ini.