IHRAM.CO.ID, JENEWA– Kartel minyak OPEC dan negara-negara produsen sekutu termasuk Rusia akan meningkatkan produksi sebesar 648 ribu barel per hari pada Juli dan Agustus.
Langkah ini disebut untuk membantu ekonomi global yang menderita akibat melonjaknya harga energi dan inflasi yang diakibatkannya.
Keputusan yang ditetapkan pada Kamis (2/6/2022) ini meningkatkan langkah aliansi, yang dikenal sebagai OPEC+, dalam memulihkan pemotongan yang dibuat selama resesi pandemi terburuk.
OPEC telah menolak permintaan dari Gedung Putih untuk meningkatkan pasokan minyak untuk menebus kehilangan produksi karena sanksi terhadap Rusia setelah invasi ke Ukraina.
Langkah itu bersamaan dengan kesepakatan Uni Eropa untuk mengakhiri sebagian besar impor minyak dari Rusia yang mendorong harga lebih tinggi.
Harga bensin dan solar juga telah meningkat karena kurangnya kapasitas penyulingan untuk mengubah minyak mentah menjadi bahan bakar motor. Di Amerika Serikat, harga minyak mentah naik 54 persen sejak awal tahun dan harga bensin ditarik.
Amerika Serikat melihat rekor harga pompa bensin rata-rata tertinggi pada hari Kamis sebesar lebih dari Rp 57 ribu per galon, menurut AAA.
Harga minyak mentah mencapai sekitar setengah harga bensin di SPBU di Amerika Serikat, dan harga bisa naik lebih tinggi lagi saat musim mengemudi di musim panas berlangsung.
Harga gas yang tinggi untuk pengemudi merupakan faktor potensial dalam politik Amerika Serikat dengan pemilihan Kongres jangka menengah mendekati akhir tahun ini.
Di Jerman, pemerintah telah berusaha untuk melunakkan pukulan terhadap keuangan konsumen dari inflasi energi dengan meluncurkan tiket transit yang sangat diskon yang memungkinkan penggunaan kereta api lokal, kereta bawah tanah, dan bus lokal tanpa batas dengan biaya Rp 144 ribu per bulan.
Keputusan OPEC+ telah diperumit oleh kegagalan kelompok tersebut untuk memenuhi target produksinya karena kurangnya investasi dan hambatan lain di beberapa negara anggota. Produksi aktual telah tertinggal dari kenaikan yang dijadwalkan.
Gedung Putih menyambut baik langkah OPEC pada Kamis, dan memuji Arab Saudi. “Kami mengakui peran Arab Saudi sebagai ketua OPEC+ dan produsen terbesarnya dalam mencapai konsensus ini di antara anggota kelompok,” kata Sekretaris Pers Gedung Putih Karine Jean-Pierre di Twitter. “Kami juga mengakui upaya dan kontribusi positif dari UEA, Kuwait, dan Irak," tambahnya
Dia menambahkan bahwa pengumuman tersebut memajukan peningkatan produksi bulanan yang sebelumnya ditetapkan pada bulan September. Alkhaledi kurnialam