IHRAM.CO.ID,MADINAH — Pemeriintah Kerajaan Arab Saudi mengontrol ketat koper dan tas jamaah di Bandara Prince Mohammed bin Abdul Aziz (AMAA), Madinah, Arab Saudi. Pengontrolan tersebut menjadi upaya untuk mencegah barang-barang terlarang yang mungkin diselundupkan jamaah haji.
Kepala Seksi Perlindungan Jamaah (Linjam) Daker Bandara Madinah Maskat mengungkapkan, ada beberapa bagasi milik jamaah yang terpaksa dibongkar petugas bea cukai Bandara AMAA. Menurut Maskat, pembongkaran terjadi karena aparat terkait curiga adanya pelanggaran terkait jumlah batasan bawaan. Contohnya saja, kata Maskat, jamaah membawa rokok dan jamu dalam jumlah yang besar.
“Kalau terbukti ada kita tidak bisa berbuatapa-apa. Namun pelaksanaan pembongkaran selalu disaksikan petugas Linjam.Dan,sampaidetik ini tidak sampai ada barang yang tertahan,”ujar Maskat saat diwawancarai Tim MCH di Bandara AMAA, Kamis (16/6/2022) WAS.
Dia menjelaskan, barang tersebut sudah bisa diteruskan untuk bisa dikembalikan kepada jamaah. Seluruh barang bawaan jamaah dari berbagai negara,termasuk Indonesia tak luput dari pemeriksaan ketat ini.
Dengan bantuan pemeriksaan sinarx (xray), otoritas Bandara AMAA satu persatu mengecek koper maupun tas jamaah.Jika kemudian ada barang yang dicurigai,maka petugas akan melakukan pembongkaran.
Meski demikian, pembongkaran koper atau tas untuk memeriksa lebih detai isi bawaan ini tidak dilakukan sembarangan. Petugas bagian bea dan cukai akan lebih dahulu berkoordinasi dengan Tim Perlindungan Jamaah (Linjam) Daerah Kerja Bandara Madinah untuk pemeriksaan tersebut.
SOP Bagasi
Maskat menjelaskan, Otoritas Bandara Madinah juga memiliki standard operating procedure (SOP) yang rapi terkait pemindahan bagasi jamaah dari pesawat hingga ke hotel. Tahapannya yakni barang diturunkan dari pesawat, kemudian pengecekaan beacukai, kemudian barang keluar lewat conveyor.
Bagasi kemudian dikumpulkan di troli dan masuk ke dalam bus. Setelahitu, bagasi didistribusikan terakhir kali di hotel jamaah.
Dengan prosedur tersebut, Maskat menjelaskan, peluang pencurian barang-barang jamaah oleh oknum petugas di Bandara Madinah terbilang minim.
“Nyaris tidak ada peluang orang lain bersentuhan dengan barang-barang tersebut sehingga aman,”ujar dia.
Arus pergerakan barang bagasi itu, ungkap Maskat,agak berbeda dengan ketentuan internasional yangmewajibkan semua barang harus dibawa oleh penumpang selepas mendarat. Menurut dia, pihak Saudi memberi keistimewaan berupa sistem pengurusan bagasi secara kolektif kepada jamaah haji Indonesia.
Kebijakan ini juga memberi keuntungan kepada jamaah karena barang akan dibawa bersamaan dengan bus menuju ke hotel.
Selain membantu pergerakan bagasi bandara,Tim Linjam juga bertugas membantu jamaah jika melaporkan ada barang yang hilang.Selama ini ada beberapa laporan kehilangan,seperti dokumen paspor, handphone tertinggal di pesawat hingga kursi roda hilang.“Jika barang hilang di bus misalnya, kita komunikasi dengann aqabah trasportasi, akhirnya bisa ketemu,”ujar dia.