IHRAM.CO.ID, KABUL -- Gempa bumi berkekuatan 6,1 skala richter yang mengguncang Afghanistan pada Rabu (22/6). Sebanyak 255 orang meninggal akibat gempa tersebut.
Dampak gempa kemungkinan akan mempersulit upaya bantuan apa pun untuk negara berpenduduk 38 juta jiwa yang tengah dilanda krisis tersebut. Jumlah korban tewas sementara dilaporkan kantor berita Bakhtar yang dikelola pemerintahan Taliban. Provinsi Paktika menjadi wilayah yang paling terdampak.
“Gempa bumi dahsyat mengguncang empat distrik di Provinsi Paktika, menewaskan dan melukai ratusan warga negara kami serta menghancurkan puluhan rumah. Kami mendesak semua lembaga bantuan untuk mengirim tim ke daerah-daerah tersebut guna mencegah bencana lebih lanjut,” kata wakil juru bicara pemerintahan Taliban Bilal Karimi lewat akun Twitter-nya.
Rekaman video dari Paktika yang terletak dekat perbatasan Pakistan menunjukkan para korban dievakuasi menggunakan helikopter dari daerah tersebut. Pemimpin kantor berita Bakhtar, Abdul Wahid Rayan, meyakini masih terdapat puluhan warga yang terperangkap di bawah reruntuhan bangunan.
Departemen Meteorologi Pakistan mengungkapkan getaran gempa turut dirasakan di Islamabad dan tempat lain di provinsi Punjab timur. Menurut badan seismologi Eropa, EMSC, guncangan gempa dirasakan di radius lebih dari 500 kilometer. Selain Afghanistan dan Pakistan, India pun turut merasakan getarannya.
Pegunungan Afghanistan dan wilayah Asia Selatan yang lebih luas, di mana lempeng tektonik India bersinggungan dengan lempeng Eurasia di utara, telah lama rentan terhadap gempa bumi dahsyat. Pada 2015, gempa bumi besar yang melanda timur laut Afghanistan menewaskan lebih dari 200 orang. Korban termasuk warga yang tinggal di Pakistan utara.
Pada 2002, Afghanistan pernah dilanda gempa 6,1 skala richter. Sekitar 1.000 orang tewas dalam peristiwa tersebut. Empat tahun sebelumnya, yakni pada 1998, gempa dengan kekuatan serupa menyebabkan 4.500 orang di Afghanistan tewas.