IHRAM.CO.ID,JEDDAH — Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas berjanji akan terus melakukan perbaikan penyelenggaraan ibadah haji untuk musim mendatang. Menag pun meminta maaf kepada jamaah jika masih ada kekurangan saat memberikan pelayanan.
“Kami berjanji di masa yang akan datang terus melakukan perbaikan sehingga tamu Allah dalam beribadah semakin tenang, nyaman dan khusyuk,”ujar menag saat melepas kepulangan 358 jamaah dari Kloter Solo (SOC-2) di Bandara King Abdul Aziz International Airport (KAIA), Jeddah, Jumat (15/7/2022).
Sebelumnya, menag memberikan catatan kepada Pemerintah Arab Saudi terkait pemberian fasilitas khususnya selama fase Arafah, Muzdalifah dan Mina (Armuzna). Dia menjelaskan, jumlah toilet perempuan lebih sedikit ketimbang jumlah jamaah perempuan. Berdasarkan pantauan Republika, hal ini menimbulkan antrean cukup panjang di toilet wanita. Catatan lainnya adalah kapasitas AC di tenda-tenda jamaah yang kurang dingin.
“Saya sudah menyampaikan itu semua. Kita tempo hari bersepakat masing-masing sudah menunjuk tim dan masing-masing tim ini akan mengevaluasi untuk memperbaiki pelayanan ibadah tahun depan,”jelas dia.
Untuk catatan internal di PPIH, menag meminta agar pakaian dan kain ihram untuk jamaah ditambahkan simbol-simbol negara supaya lebih dikenali. Dia mengaku sudah meminta dirjen Haji dan Umrah agar penyematan simbol-simbol tersebut direalisasikan pada musim haji tahun depan.
“Saya sudah minta kepada dirjen supaya diberikan lambang-lambang negara supaya lebih dikenali,”ujar dia.
Menag meminta kepada Pemerintah Arab Saudi mengurangi biaya layanan masyair pada musim haji tahun depan. Dia pun sudah mengomunikasikan hal tersebut kepada Menteri Urusan Haji dan Umrah Arab Saudi Tawfiq F Al-Rabiah belum lama ini.
Kepada Tawfiq, menag menyampaikan jika biaya masyair selama Armuzna terlalu tinggi bagi jamaah haji Indonesia. “Kemarin Pak Menteri bilang besok kalau jamaahnya bertambah masyairnya berkurang. kata beliau begitu,”ujar dia.
Sebagaimana diketahui, kuota jamaah haji Indonesia tahun ini yang mencapai 100.051 jamaah memang menurun drastis ketimbang pada musim haji pada 2019 dengan sekitar 230 ribu jamaah. Berkurangnya jamaah haji tersebut ikut mendongkrak biaya layanan masyair saat jamaah berada di Armuzna. Untuk satu jamaah dikenakan biaya 5.656 Riyal atau sekitar Rp 22.624.000. Pemerintah pun harus menambah dana Rp 1,5 triliun hanya untuk layanan masyair pada saat-saat terakhir pemberangkatan jamaah haji.