IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Ibadah haji adalah rukun Islam yang kelima. Dalam ibadah ini terwujud berbagai manfaat, keutamaan, dan pelajaran bagi umat manusia. Ulama dan cendikiawan asal Turki, Badiuzzaman Said Nursi telah mengungkapkan sebagaian keagungan ibadah haji.
Dalam bukunya yang berjudul “Risalah Kebangkitan” terbitan Risalah Nur, Nursi menjelaskan, zikir “Allahu akbar” dalam rangkaian ibadah haji dilantunkan secara berulang-ulang. Sebab, haji pada dasarnya merupakan ibadah dalam tingkatan universal bagi setiap jamaah haji.
Menurut Nursi, jamaah haji seperti halnya prajurit sederhana yang pergi ke hadapan raja pada hari-hari yang khusus dan seperti seorang jenderal yang pergi ke rajanya.
“Prajurit yang sederhana pergi ke hadapan raja pada hari yang khusus, seperti hari raya, sebagaimana seorang jenderal pergi untuk mendapatkan karunia dan kemurahan rajanya. Demikian pula jamaah haji,” kata Nursi.
Betapa pun awam, menurut Nursi, jamaah haji menuju Tuhannya Yang Mahamulia lewat predikat Tuhan semesta alam sebagaimana wali yang menempuh sejumlah tingkatan. Ia mendapat kehormatan dengan ubudiah yang bersifat universal.
Karena itu, sejumlah tingkatan rububiyah universal yang dibuka dengan kunci haji, cakrawala keagungan uluhiyah yang disaksikan dengan teropong haji, berbagai wilayah ubudiah yang menjadi luas dalam kalbu jamaah haji saat setiap kali menunaikan manasik haji, sejumlah tingkatan keagungan dan ufuk manifestasi yang memberikan hangatnya kerinduan, rasa kagum, dan takjub di hadapan keagungan uluhiyah dan rububiyah, semua itu hanya bisa dipuaskan dengan “Allahu Akbar... Allahu Akbar.”
“Dengan itu, seluruh tingkatan yang tersingkap, yang terlihat, dan tergambar dapat diungkapkan,” jelas Nursi.