Ahad 17 Jul 2022 21:02 WIB

Menag: Saudi Janjikan Tambahan Kuota Haji Bagi RI Tahun Depan

Indonesia mendapatkan kuota haji sebanyak 100.051 jamaah pada tahun ini.

Rep: A Syalaby Icshan/ Red: Agung Sasongko
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas menyapa jamaah di Hotel Kiswah Tower, Makkah, yang hendak berangkat menuju Arafah pada Kamis (7/7/2022).
Foto: Republika/Achmad Syalaby Ichsan
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas menyapa jamaah di Hotel Kiswah Tower, Makkah, yang hendak berangkat menuju Arafah pada Kamis (7/7/2022).

IHRAM.CO.ID, JEDDAH -- Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas menjelaskan, Pemerintah Arab Saudi menjanjikan kuota lebih besar untuk Indonesia pada musim haji tahun depan. Menurut Menag, janji tersebut disampaikan saat dia bertemu dengan Menteri Urusan Haji dan Umrah Arab Saudi Tawfiq F Al Rabiah belum lama ini.

"Informasi yang saya dapatkan dari menteri haji saat saya bertemu beliau beberapa hari lalu pasca mina. Beliau katakan insya Allah, akan lebih banyak dari tahun ini,"ujar Menag saat jumpa pers usai rapat evaluasi di Kantor Konsulat Jenderal RI untuk Arab Saudi di Jeddah, Arab Saudi, Sabtu (16/7).

Baca Juga

Sebagaimana diketahui, Indonesia mendapatkan kuota haji sebanyak 100.051 jamaah pada tahun ini. Jumlah ini berkurang ketimbang musim haji sebelumnya dimana RI mendapatkan kuota 230 ribu jamaah termasuk 10 ribu kuota tambahan. Menurut Menag, belum ada angka pasti berapa kuota jamaah haji yang akan didapatkan oleh Pemerintah RI. Dia menjelaskan, pihak Arab Saudi yang akan mengumumkan penambahan kuota.

Tak hanya itu, Menag menjelaskan, pihak Arab Saudi mengungkapkan, ada kuota khusus untuk jamaah lanjut usia. Hanya saja, Menag belum bisa menjelaskan lebih detail mengenai kuota khusus tersebut. "Juga disampaikan pada waktu pertemuan itu, akan ada kuota khusus untuk usia lanjut. Definisinya ssperti apa saya belum tahu juga, lebih baik kita tunggu saja,"ujar dia.

Seperti diketahui, Arab Saudi pada musim haji tahun ini membatasi usia hingga 65 tahun. Kebijakan tersebut membuat banyak jamaah haji lanjut usia (lansia) dari Indonesia gagal berangkat ke Tanah Suci.

Catatan Amirul Haj

Menag meminta agar petugas pembimbing ibadah (Bimbad) ditetapkan lebih awal ketimbang petugas yang lain. Menurut dia, masih banyak petugas Bimbad yang bekerja tidak sesuai dengan fungsinya.

Dia menegaskan, jangan sampai jamaah yang sudah berangkat ke Tanah Suci setelah menabung bertahun-tahun tidak dibimbing sesuai kaidah agama.

"Jadi saya minta bimbad ditetapkan lebih awal dan dilibatkan dalam manasik-manasik sejak awal. Agar antara bimbad dan calon jemaah ini sudah nyambung dari awal sejak dari Tanah Air,"ujar dia.

Catatan lainnya, ujar dia, terkait dengan keterlambatan konsumsi jamaah di Makkah. Meski bisa diganti oleh pihak katering, Menag meminta tidak ada keterlambatan kembali yang bisa merugikan jamaah.

Selain itu, Menag menjelaskan, belum ada tester makanan untuk jamaah saat pada fase Arafah, Muzdalifah dan Mina (Armuzna). Menurut dia, tester seharusnya dilakukan di lokasi mengingat dapur katering berada di Armuzna. "Alhamdulillah tidak ada kasus misalnya ada jamaah keracunan. Tapi kemarin kelewatan harusnya tester dulu karena dapurnya disitu,"ujar dia.

Anggota Amirul Hajj Muhammad Khoirul Muttaqin menjelaskan, mitigasi bencana perlu diperbaiki untuk musim haji tahun depan. Menurut dia, tidak adanya pemetaan yang rinci masih membuat banyak kelompok rentan dengan usia lanjut dan memiliki penyakit komorbid ditempatkan di lantai atas.

"Ini cukup mengkhawatirkan,"jelas dia.

Selain itu, dia mengungkapkan, tidak ada kepastian jika power hydrant di setiap hotel jamaah masih berfungsi atau tidak. Menurut dia, pemondokan jamaah yang masuk dalam kawasan pemukiman membuat risiko kebakaran meningkat.

"Apakah dari kecerobohan penghuni karena puntung rokok atau arus listrik ini patut juga diantisipasi,"jelas dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement