IHRAM.CO.ID, MAKKAH -- Kepala Pusat Kesehatan Haji Budi Sylvana mengatakan lebih banyak jamaah haji yang diselamatkan daripada jumlah yang wafat. Berdasarkan data Sikohatkes pada 3 Agustus 2022, tercatat 84 jamaah haji wafat.
"Walaupun angka kematian kita ada di sini, tetapi usaha-usaha menyelamatkan jauh lebih banyak daripada angka yang meninggal," kata Budi saat mengisi acara penutupan KKHI Makkah, Rabu malam (3/8/2022).
Menurutnya, kepedulian tenaga kesehatan dokter dan perawat Indonesia kepada jamaah haji jauh lebih tinggi dibandingkan dengan negara-negara lain. Itulah alasan dia tidak merujuk jamaah haji yang kritis ke RSAS sebelum ditangani dokter-dokter ahli di KKHI.
"Tingkat kepedulian dokter kita, tenaga kesehatan kita pasti jauh lebih tinggi daripada nakes dari negara lain. Saya meyakini itu," katanya.
Menurutnya, kenapa kepedulian dokter dan perawat Indonesia lebih tinggi dibandingkan dengan negara lain. Karena mereka menilai jamaah yang dirawatnya itu merasa sebagai saudaranya sendiri.
"Karena kita menganggap jamaah saudara. Kita pasti kita akan memberi perhatian lebih kepada jamaah kita," katanya.
Budi mengatakan, jika dalam 10 hari terakhir jumlah angka kematian jamaah tidak bertambah, maka PPIH Arab Saudi bidang kesehatan berhasil menurunkan angka kematian di bawah satu per mil. Dan ini menjadi sejarah dalam penyelenggaraan ibadah haji dapat menurunkan angka kematian.
"Jika dalam 10 hari ke depan tidak lebih dari 15 kematiannya yang bisa kita cegah, pastinya sepanjang perjalanan haji baru tahun ini angka kematian bisa dibawah satu per mil," katanya.
Budi mengatakan, tahun ini Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan memang menargetkan menurunkan angka kematian di bawah satu per mil. Budi memastikan, menurunnya angka kematian merupakan indikator atau keberhasilan pelayanan kesehatan.
"Karena sepanjang sejarah kesehatan haji belum pernah angka kematian itu di bawah 1 per mil, selalu berkisar di antara 2 per mil sepanjang perjalanan haji," katanya.