Rabu 07 Sep 2022 21:01 WIB

PBNU: Tokoh Agama Harus Pikirkan Cara Agama Jadi Solusi Masalah Global

Tokoh agama di dunia harus memikirkan cara agar agama jadi solusi masalah dunia.

Katib Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf memberikan keterangan pers usai sidang pleno laporan pertanggungjawaban PBNU pada Muktamar NU ke-34 di UIN Raden Intan, Lampung, Kamis (23/12/2021). Yahya Cholil Staquf atau yang akrab disapa Gus Yahya itu maju sebagai calon Ketua Umum PBNU pada Muktamar NU ke-34.
Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
Katib Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf memberikan keterangan pers usai sidang pleno laporan pertanggungjawaban PBNU pada Muktamar NU ke-34 di UIN Raden Intan, Lampung, Kamis (23/12/2021). Yahya Cholil Staquf atau yang akrab disapa Gus Yahya itu maju sebagai calon Ketua Umum PBNU pada Muktamar NU ke-34.

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PB NU), KH Yahya Cholil Staquf, berpendapat bahwa para tokoh agama di dunia harus memikirkan cara ataupun upaya agar agama bisa menjadi bagian solusi dari masalah-masalah global yang ada.

"Tokoh agama-agama ini harus berpikir juga bagaimana agama bisa menjadi bagian dari solusi masalah-masalah global," kata dia, dalam konferensi pers Forum Religion of Twenty (R20) atau G20 Religion Forum di Jakarta, Rabu (7/9/2022).

Dengan demikian, lanjut dia, PB NU pun menggagas penyelenggaraan R20 yang akan mempertemukan para pimpinan agama terkemuka dari seluruh dunia pada 2 sampai 3 November 2022 di Nusa Dua, Bali, untuk mendiskusikan upaya ataupun cara agar agama bisa berperan sebagai solusi masalah global. Adapun masalah global tersebut di antaranya, persoalan ekonomi, politik global, dan lingkungan hidup, sebagaimana yang juga didiskusikan dalam forum G20.

Lebih lanjut, dia menyampaikan gagasan dasar dari penyelenggaraan R20 yang didukung penuh oleh pemerintah adalah keinginan PB NU untuk membuat satu pijakan diskusi antara pemimpin-pemimpin agama yang lebih jujur dan langsung menyasar ke masalah-masalah nyata yang ada. Selain masalah global, tambah dia, ada pula masalah antar-agama di dunia ini yang perlu dicarikan penyelesaiannya.

Ia menyampaikan, sejauh ini di berbagai belahan dunia, masih terdapat masalah antaragama yang tidak kunjung terselesaikan, seperti persekusi dan diskriminasi terhadap suatu kelompok agama.

"Seperti yang terjadi di Irak, sejak 2003 sampai hari ini, masih terus berlangsung persekusi. di Irak itu, pada tahun 1990-an komunitas Kristen di sana mencapai sekitar 3,5 juta populasinya. Hari ini, tinggal tidak lebih dari 200.000 orang," ujar dia.

Oleh karena itu, dia menekankan, R20 sebagai forum yang juga diselenggarakan terkait dengan momentum keketuaan G20 Indonesia bertujuan menjadikan agama sebagai solusi dari beragam masalah, baik masalah global secara umum maupun masalah antaragama. Di samping itu, forum tersebut juga mengupayakan agar agama berhenti menjadi sumber masalah.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement