Rabu 02 Nov 2022 21:40 WIB

Bukti Awal Kehadiran Islam di Kenya

Islam merupakan agama minoritas di Kenya.

Masjid Jamia Nairobi, Kenya
Foto: nairobikenya.com
Masjid Jamia Nairobi, Kenya

IHRAM.CO.ID,  Kendati Islam merupakan agama minoritas di Kenya, Nairobi merupakan tempat bagi bangunan tempat ibadah umat Islam ini. Selain Masjid Jamia, di ibu kota Kenya ini juga terdapat banyak bangunan masjid lainnya. Salah satunya adalah Masjid Khoja, yang terletak tidak jauh dari pusat perbelanjaan di Kota Nairobi.

Keberadaan bangunan-bangunan masjid di Kota Nairobi ini tidaklah berlebihan, mengingat sekitar 10 persen dari populasi penduduk Kenya adalah Muslim. Ajaran Islam telah masuk ke wilayah Kenya saat ini sejak abad ke-2 Masehi melalui jalur perdagangan. Adalah para pelaut dari negeri-negeri Arab yang memainkan peran penting dalam penyebaran Islam di Kenya.

Baca Juga

Bukti tertulis menunjukkan bahwa para pelaut Arab ini kerap melintasi Semenanjung Arab dan Pantai Timur Afrika, yang membentang dari wilayah Somalia ke Mozambik saat ini, untuk berdagang. Beberapa di antara mereka kemudian ada yang tinggal dan menikah dengan penduduk lokal. Karenanya, tak mengherankan jika penduduk Muslim di sana banyak ditemui di kawasan pesisir timur laut Kenya.

Bukti awal kehadiran Islam di Kenya bisa dijumpai pada koleksi emas, perak, dan koin yang disimpan di Masjid Lamu. Koleksi-koleksi tersebut berasal dari tahun 830 M. Laporan lain menyebutkan bahwa Islam dibawa ke Kenya oleh dua orang kepala suku Arab asal Oman bernama Sa'id dan Sulaiman.

Dikisahkan, keduanya melarikan diri dari tanah kelahiran mereka, setelah menolak menyerahkan diri kepada Khalifah Abdul Malik bin Marwan, penguasa kekhalifahan Islam saat itu. Turut serta dalam pelarian tersebut seluruh anggota keluarga dan pendukung keduanya. Mereka mendarat di Pate, sebuah pulau yang terletak di kepulauan Lamu, dan menetap di sana.

Pada abad ke-12 hingga abad ke-15, di wilayah timur laut Kenya mulai banyak berdiri kota-kota Islam. Kota-kota ini mengalami perkembangan pesat di bidang sosial keagamaan maupun ekonomi. Pada 1331, seorang penjelajah Muslim terkenal asal Maroko, Ibnu Batutah, mengunjungi Mombasa (kota kedua terbesar di Kenya--Red), yang dijelaskan dalam sejumlah literatur sejarah sebagai sebuah kota dengan banyak jalan dan bangunan bertingkat pada masa itu.

Kemudian pada abad ke-15, pengembara Muslim Cina, Zheng--laksamana yang paling terkenal dari Dinasti Ming--mengunjungi Malindi (kota di wilayah pesisir timur laut Kenya--Red). Malindi dilukiskan oleh Laksamana Zeng sebagai sebuah kota dengan tingkat kemajuan yang paling pesat di masa itu.

Namun, pada abad ini juga, orang-orang Portugis yang mulai menancapkan kekuasaan di kawasan pantai timur Afrika melakukan penghancuran terhadap kota-kota yang telah dibangun oleh masyarakat Muslim Kenya. Orang-orang Portugis menciptakan kerusakan besar-besaran terhadap kota-kota seperti Zanzibar, Kilwa, dan Sofala.

Bahkan, beberapa di antara mereka sengaja membakar dan meratakan kota-kota tersebut dengan tanah. Dan, selama 200 tahun berikutnya, mereka mulai menanamkan pengaruh mereka kepada penduduk lokal.

Baru pada abad ke-17, setelah pasukan tentara Omani dari Arab berhasil mengalahkan Portugis dan mengusir mereka dari wilayah Afrika Timur, Islam mulai tumbuh dan berkembang lagi di kawasan ini. Meskipun Portugis berhasil membangun pengaruh budaya Kristen di wilayah bekas jajahan mereka, seperti di Brasil, Angola, Mozambik, Timor Leste, dan Macao, namun tidak demikian halnya dengan daerah jajahan mereka di kawasan pesisir timur laut Kenya.

Setelah pengusiran orang-orang Portugis, umat Muslim menguasai kembali wilayah ini di bawah kekuasaan Dinasti Omani. Mereka mengonsolidasikan kekuasaan ketika Sayyid Said memindahkan ibu kotanya dari Muscat ke Zanzibar pada 1840.

Sultan Zanzibar kemudian membuka sebuah jalur pantai sepanjang 10 mil. Di wilayah bagian timur laut Kenya yang dihuni oleh masyarakat berbahasa Somalia, Islam datang dari kawasan utara Somalia yang diperkenalkan sekitar tahun 800 Masehi oleh para pedagang Arab.

sumber : Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement